Science Fair πŸ’•

November 1, 2024


Siapa yang pernah lihat postingan di instagram tentang tipe ibu-ibu yang anterin anaknya sekolah? hahaha kadang suka geli sendiri dan mengira-ngira, aku masuk tipe yang mana ya?! Setelah mengamati dan mengalami sendiri sebagai macanternak (mama cantik anter anak), ternyata peran orang tua terhadap keberlangsungan kegiatan anak-anak di sekolah saat ini cukup penting. Beda seperti jaman ku dulu waktu jaman SD-SMP-SMA, mana pernah mamakku datang ke sekolah kecuali untuk ambil rapot?!

Di jaman sekarang orang tua pasti terlibat dalam kegiatan anak-anak sekolah karena pastinya para orang tua ini akan dimasukkan ke dalam satu whatsapp (WA) grup kelas. Jadi mau ga mau orang tuanya memantau kegiatan apa saja yang dilakukan anak di sekolah, ada tugas apa, kapan ujian, kapan outing, kapan liburan sekolah dan lain lain. Sesungguhnya untuk tipe kayak aku yang semua pada dasarnya lebih nyaman serba terencana, ada grup orang tua ini cukup membantu. Namun kelemahannya, anak-anak jadi kurang aware dengan info-info di sekolah.... menurutku loh ya dari sudut pandang orang tua. Entahlah ini kekhawatiran aku saja atau memang begitu adanya, karena faktanya, beberapa kali aku nanya sama abang Z soal info info sekolah, dia tahu dan bisa jawab. Tapi ya tetap ada beberapa kali harus diingatkan lagi walaupun dia sudah tau infonya. Namanya juga anak-anak.
----

INTINYA.. aku mau update kehidupanπŸ˜‚

Beberapa hari yang lalu aku mengajukan diri jadi volunteer di acara science fair di sekolah si adek. Akuh yakin sebenarnya banyak mama-mama yang mau jadi volunteer, namun berhubung tidak semua full time wanita karir di rumah seperti akuh, jadinya ga bisa ikutan dateng ke sekolah. Tapi ada juga mamah-mamah yang bela-belain cuti biar bisa berpartisipasi di sekolah anaknya πŸ˜ƒπŸ˜ƒkeren kamu mba Nad! (ngomong sama mba Nadia πŸ˜‚). Karena kalau aku jadi dia, belum tentu juga bisa meluangkan waktu buat dateng ke sekolah anakkuhh.

Anyway, syukurnya.. mama-mama di kelasnya si adek ini, walaupun ga semua bisa dateng, mereka mau ambil bagian gitu loh. Menawarkan diri bikin A, bikin B, kirim ini, kirim itu, mengerahkan semua cara biar bisa support anak-anak mereka di acara Science Fair ini. Keren bisa kompak gini, meskipun kalau ketemu masih suka malu malu kucing.

Jadinya, apa tugasnya jadi volunteer science fair di sekolah adek?! Jadi GURU, pemirsa. HAHAHA Cita-cita terpendam yang dari dulu pengen dijalani tapi gak berani. Flashback sedikit ke belakang, pernah suatu waktu jadi guru piano yang dihire sama tanteku sendiri buat anaknya (yang berarti sepupuku, waktu itu dia masih SD, sedangkan aku udah kuliah). Dari situ aku sadar, kesabaranku setipis tisu dibagi dua dalam mengajar anak orang dan kurang telaten hahaha. Ehmosii.. tapi apa karena ngajar piano ya?! jadi gak sabar nya dobel wkwkwk

----

Excited bener mau jadi Teacher Bunda untuk kelas nursery dan kindergarten. Agak grogi tapi bisa diatasi karena aku gak sendirian haha.. ada mama-mama lain yang jadi teacher bunda juga. Jadi, di kelas nya adek ini, kami menjelaskan percobaan tentang aliran listrik (electricity). Kelompok pertama yang masuk ke kelas kami adalah kelompok nursery (PAUD). YA ALLAH LUCU BANGET! anak bayiii...mereka agak nga ngo nga ngo pas dijelasin tentang listrik. Agak challenging karena ngomong sama bayi-bayi ini kudu satu-satu, pakai bahasa mereka. Setelah kelompok nursery ini keluar dari kelas kami, para teacher bunda langsung bergegas ambil minum masing-masing, chapekkkk. baru juga 15 menit ngajar anak bayi, keknya udah capek lahir batin aja hahahah.. *sungkem ke guru-guru PAUD*

Kelompok ke dua sampai kelompok ke empat, giliran kelompok dari TK b atau K2. Dari ngajarin anak bayi, langsung masuk anak pre SD yang "rusuh". Rasa ingin tahunya besarrr dan semua mau nyobain percobaannya. Udahannya kami liat-liatan, geleng-geleng.. gile rusuh banget ini anak-anak K2 hahaha. Kelompok terakhir, kelompok anak-anak kami, TK a atau K1. Karena mungkin kelompok TK A ini sepantaran anak-anak kami yah, jadi bisa lah kami handle.. lumayan.. walaupun aku kelepasan pake suara dengan pitch tinggi 2x karena anak-anak ini rebutan activiy kit rangkaian listrik kita πŸ˜“πŸ˜“ untung abis itu aku sok imut lagi hahahahaa.

Akhirnya alhamdulillah 7 kelas berhasil dilewati. Sesi terakhir akan divote kelas favorit versi anak-anak dan kelas favorit versi teacher. Hasilnya, alhamdulillah kami favorit ke 3 pilihan anak-anak hahah. Bangga ah karena dekornya handmade, semua orang tua partisipasi, terus science experiment kami beda dari kelas kelas yang lain #azeg. unforgettable experience deh pokoknya.

Jadi apakah cita-cita jadi guru TK akan tetap dipendam atau akan dicoba? kita liat saja nanti hihihihi

Salam,
Puput Utami

RANGKUL : Me, Myself and My Bestie

October 30, 2024

 


Sesi orang tua : Tentang peer pressure dan body image remaja.
---

Ceritanya, di minggu sebelumnya aku dicolek oleh seorang teman untuk ikut dalam sesi parenting yang diselenggarakan oleh Komunitas Rangkul. Gak ngeh sih awalnya nama komunitasnya, karena kupikir ini acara yang diselenggarakan oleh sekolah anaknya temenku tersebut. Qodarulloh saat itu gak bisa hadir karena sedang flu berat. 

Minggu depannya lagi, dicolek lagi. Merasa masih sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, rasanya pengen ikut tapi rasanya pengen menyendiri aja di rumah. Tapi, mikir lagi. Mana tau dengan ikutan silaturrahmi kayak gini bisa bikin ada insight baru, kenalan baru, pokoknya ada hikmah baru yang bisa diambil. Tadinya sudah menolak untuk ikutan, udah bilang juga sama temanku ini. Tapi berubah pikiran, akhirnya aku daftar ke PIC yang tertera di informasi yang di forward temanku itu tanpa memberi tahu temanku. Setelah tektokan dengan PIC dan melakukan registrasi, ternyata temanku tanpa sepengetahuanku sudah mendaftarkan namaku 😣 Wuahhh, jadi gaenakk! Yaudah alhamdulillah udah maaf-maafan (kek lebaran gaes!) 

di Hari H ternyata aku yang pertama hadir, di saat fasilitator nya pun belum datang. Jadi sendirian deh. Gak berapa lama mulai berdatangan satu per satu bunda bundi yang ikut sesi parenting ini. Dan bener alhamdulillah jadi punya kenalan baru, dan senang aja ternyata punya concern yang sama dalam hal anak. Fun fact, ternyata dari keseluruh peserta, aku yang anaknya paling kecil hahaha yang lain rata-rata sudah memiliki anak usia belasan tahun.

Anyway, 

Sesi ini membahas tentang peer pressure dan body image di kalangan remaja. Intinya bagaimana anak-anak remaja ini punya kecenderungan ingin sama dengan teman-teman sebaya nya dan punya patokan body image yang ingin ditiru. Misalnya, kalau ditarik ke masa remaja-remaja yang sudah kita lewati, saat itu pasti kita pengen kelihatan sama dengan teman-teman sebaya kita yang dianggap keren. Aku inget banget deh berkaitan dengan ini. Dulu, waktu SMA ngeliat teman yang baju seragamnya ngepas tuh keren banget. Apalah aku ini yang bajunya kegedean dan rapih jali :'). Tapi diam-diam ketika ada kesempatan waktunya beli seragam baru, cari ukuran baju yang pas badan, lengan baju panjangnya setengah lengan atas hehe. Jadi berasa keren.

Di dalam acara ini juga ditayangkan ilustrasi tentang bagaimana seorang anak yang ingin memakai baju sama seperti teman-temannya. Nah, ilustrasi menggambarkan ya mereka ingin kelihatan sama dan ingin diterima oleh teman-temannya. Karena ya itu, peer pressure, utamanya di masa remaja itu penting. Kalau gak gitu, gak keren. hahah jadi inget jaman SMP-SMA dulu ga sih ?! Kalau tentang body image, dicontohkannya kayak, waktu jaman dulu remaja berbondong-bondong mau pake kaos kaki setinggi lutut biar kayak Dian Sastro di film AADC atau remaja laki-laki banyak yang rambutnya keriting biar terlihat seperti Nicolas Saputra πŸ˜‚πŸ˜‚

Ada contoh lain terkait peer pressure; waktu SMP aku ngeliat ada teman yang rambutnya dibonding atau dismoothing (kalau kamu ngerti ini, berarti kalian kaum millineal seperti sayah hahaha) tuh keren banget. Cantik! Nah, saat itu memang rambutku bergelombang gitu lah ya, pokoknya gak pede, pengennya diiket aja. Nah pas ada fenomena ini, kesempatan minta sama orang tua untuk ngelurusin rambut juga haha. Kalau inget kejadian itu bikin geleng-geleng kepala hahah dibela-belain di salon 4 jam buat ngelurusin rambut. Ngapain coba ?! 😁 

Tapi di sisi lain, kerennya orang tua ku membiarkan aku mengalami dan melewati itu sehingga aku punya experience itu, dengan kata lain, memberikan kesempatan untuk membuat kesalahan, dikasi makan tuh ego anaknya. Diskusi ku dengan orang tua terbilang alot lah ya waktu itu, kenapa sih ga boleh rambutnya dilurusin? salah ga sih rambutnya dilurusin? ya enggak, tapi akibat dilurusin itu rambutnya jadi ga sehat, kering, bercabang dan sebagainya. Jadilah ada hikmah dibalik itu, kapok lah kau puput muda. Alhasil sekarang sudah punya anak bertekad, jangan sampai anakku mengulangi kesalahanku waktu remaja hahaha. Makanya, dengerin kata orang tua ya anak-anak sekalian :*

Yang menarik dari diskusi ini, aku baru tahu kalau ternyata yang namanya masa remaja -saat ini- datangnya semakin cepat dan durasinya makin lama. Penilitian menunjukkan bahwa masa remaja itu dimulai pada saat usia 9 tahun sampai 21 bahkan 25 tahun. Bayangkaaan! Jadi jangan heran kalau secara fisik sudah berubah tapi tidak berbanding lurus dengan perkembangan otaknya, jadi cenderung lebih lambat. Makanya, salah satu peserta yang anaknya sedang dalam masa-masa remaja ini bilang "ya kita harus lebih eling lah sama anak remaja ini, dan harus paham mereka masih dalam masa perkembangan". Ingat, bahwa fenomena ini terjadi juga ada sumbangsih dari generasi kita, sebagai orang tua. Sebagaimana juga dengan kita saat ini ada pengaruh dari didikan orang tua kita, begitu juga dengan orang tua kita, dan seterusnya. 

Pendapat lain disampaikan oleh salah satu peserta termuda saat itu.. beneran masih muda, usianya menjelang mid 20s, bilang kalau orang-orang seumuran dia tuh gak bisa ditantang. Istilahnya "kalau di GAS sama orang tua, gas balik." Ada kecenderungan bahwa akibat dari perbuatan yang akan mereka lakukan itu gak dipikirin di depan. yang penting aksi dulu, akibatnya gimana yaudah nanti dipikirin lagi. Pikirannya belum jauh lah gitu ya istilahnya. Apalagi pressure umur di usia segitu yang datang gak hanya dari orang tua (kalau bisa nikah sebelum umur 25, dan sebagainya) tapi juga dari sekitar; entah dari pekerjaan, pergaulan dan sebagainya. Jadi dia mengakui bahwa memang pikiran orang umur 20 tahunan sekarang kurang matang. Maka dari itu, ditambahkan oleh fasilitator dalam sesi parenting ini bahwa dibutuhkan 2 hal untuk menghadapi situasi seperti ini, memahami dan menerima. Baru deh yuk kita cari jalan keluar bareng-bareng (kalau keluarga ya, kalau orang lain mah gak usah ikut-ikutan cari solusi πŸ˜…). 

---

"Kelompok sebaya mampu memberikan pengaruh dan semangat baru bagi remaja. untuk mengeksplorasi kemampuan dirinya, namun di sisi lain mampu membuat remaja melakukan hal-hal berisiko dan memberikan tekanan sendiri bagi diri remaja."


ada situasi dimana remaja butuh privasi, gak suka ditanya-tanya sama orang tuanya, berubah 180 derajat dari waktu mereka masih dalam usia anak-anak yang nyerocos terus. Kita sebagai orang tua bagaimana? Ya beri dia privasi. Nah, makanya ada istilah "berteman dengan teman-teman anak kita". Jadi nanya nya gak langsung ke anak, tapi dari teman-temannya. Dari situ, pelan pelan orang tua bikin strategi, gimana biar bisa masuk ke anak, dengan cara yang bikin mereka tetap nyaman dan mau menerima kita.

Ada juga situasi dimana, biasanya anak laki-laki, gak mau ditanya-tanyain kalau lagi ada masalah. Cukup ditemani saja, entah ditemani nonton, makan dan sebagainya. Nanti kalau dia sudah merasa nyaman, dia akan cerita. walaupun gak banyak obrolannya ya.. jangan berharap hahaha. Sebisa mungkin merespon cerita mereka yang seuprit itu dengan tetap eling, gak langsung menjudge. Udahlah susah-susah mereka cerita, diresponnya dengan langsung judgemental series. Whoah dijamin langsung kapok anak bunda bundi buat cerita lagi. Akibatnya, anak-anak jadi makin tertutup dengan kita, makin susah lagi mereka percaya sama kita. Jangan ya dek ya...

---

"Mengupayakan hidup sehat dan menerima tubuh kita tidak sesederhana mengucapkannya. Butuh kita semua menyadari apakah kita telah cari cara untuk menciptakan lingkungan yang kondusif agar anak kita sehat mentalnya dan tumbuh dengan citra tubuh yang positif"

Studi kasus tentang statement di atas. Anak yang diledeki terus oleh orang-orang sekitarnya (utamanya orang tua yaaaa! emang orang tua nih, kalau mau bertindak kudu banget hati-hati bapak-bapak ibu-ibu), cenderung lebih gak pede dengan dirinya sendiri. Misalnya, seorang anak yang dilabeli (maaf) -hidungnya gak ada, sehingga kalau pake kacamata, kacamatanya jatuh terus- Ini bisa mengakibatkan anak gak pede dengan dirinya sendiri, merasa minder. Memang kritikan terjleb itu datangnya dari lingkungan terdekat πŸ˜• walaupun excusenya, "becandyaaaa". 

Daripada seperti itu, lebih baik kita bantu bangun kepercayaan dirinya dengan cara; support anak-anak untuk mencintai dirinya sesuai dengan versinya sendiri. Masing-masing manusia unik dan punya cantik atau ganteng versinya sendiri, bukan dari body image satu orang. Keluarga harus bisa supportif dalam menciptakan lingkungan yang kondusif agar anak kita sehat mentalnya dan tumbuh dengan citri tubuh yang positif.

---

Nah, bagian yang bikin deg deg-an. Bagaimana menghadapi remaja yang lagi naksir? hihiyyy.
Okay, naksir itu adalah hal normal ya, manusiawi.. Tinggal bagaimana orang tua memberikan pemahaman kepada remaja. Nah, di sesi ini ada kiat-kiat bagaimana mendampingi si remaja yang lagi naksir (dengan penafsiran ku sendiri ya! jika ada yang ingin dikoreksi atau ditambahkan, silahkan colek sayaa di komen)
  • Rileks : se-bergemuruh nya dada dan pikiran orang tua, berusaha untuk rileksss.. tarik napass. Jangan sampai kita salah langkah yang mengakibatkan remaja jadi ngumpet-ngumpet. Malah bahaya :(
  • Dengarkan dengan mengobrol rutin : Tentunya yang kayak gini gak bisa instan ya buibu pakbapak. Proses mendengarkan dan mengobrol rutin ini harus ditanam sejak dini. Kalau dari kecil kita udah tanamkan keterbukaan, suka ngobrol atau bercerita tentang hari-hari kita, anak-anak, insyAllah kegiatan tersebut jadi tidak aneh dan kaku. 
  • Refleksi pengalaman orang tua; penanaman nilai : Nah, perlu nih kita flashback jika ada pengalaman serupa saat orang tua sedang dalam posisi remaja. Sambil juga masukkan nilai-nilai sikap, prilaku, dll dalam menghadapi situasi  ini.
  • Memecahkan masalah : Ketika remaja memiliki masalah pertemanan, ada baiknya kita sebagai orang tua tidak ikut campur dalam memecahkan masalah. Kadang mereka butuh space agar bisa menyelesaikan masalah itu sendiri. Tapi sebagai orang tua tidak ada salahnya jika ingin memberikan masukan-masukan/ nasihat. 
  • Hubungan yang sehat 

Dan akhirnya, postingan ini rampung juga setelah satu minggu lamanya masuk di dalam draft hehe alhamdulillah. Ternyata ikutan sesi parenting offline kayak gini seru juga ya. Selama ini ya cuma via online aja via zoom. ya hitung-hitung, menambah ilmu dan menambah silaturrahmi. Semoga postingan ini bermanfaat ya :*

Salam,
Puput Utami

Lomba Pertama

October 19, 2024

 


Harus diabadikan di blog karena ini pertama kalinya abang Z ikut lomba yang ibu nya ga perlu susah-susah membujuk untuk ikutan.

Jadi ceritanya aku gak bisa kontrol penuh kalau anakku belajar sendiri menggunakan laptop. Tarik sedikit ke beberapa tahun terakhir, anakku dikenalkan dengan website belajar. Buagus banget manfaatnya, tapi harus selalu didampingi. Sedangkan aku sebagai full time Ibu harus membagi waktu dengan pekerjaan domestik dan handling 2 anak yang dua-duanya mau perhatian Ibu. Lalu ketemu dengan SuRaLa, kelas matematika yang asalnya dari Jepang, online. Setelah riset dan cari info sebanyaknya, bismillah memutuskan untuk ikut SuRaLa selama 3 bulan dan mau lihat bagaimana progres anakku selama mengikuti kelas matematika di sini. Biidzinillah progressnya baik dan yang paling penting anaknya seneng banget tiap mau ada kelas SuRaLa. Huff.. priceless.

Beberapa waktu kemudian, SuRaLa mengadakan Math Contest yang mana aku gak gubris lah dan yang pasti aku yakin anakku gak mau ikut-ikutan lomba. Mengingat lomba karate yang terakhir dia registrasi aja akhirnya gak datang karena bukan kemauan dia (a.k.a kemauan ibu nya hehe). Jadi kali ini aku gak infoin anakku dia mau ikutan atau engga. Detik-detik terakhir pendaftaran, aku dapat info dari SuRaLa yang menawarkan anakku mau ikutan Math Contest atau tidak. Lalu, aku izin untuk bertanya anakku dulu sebelum memutuskan. Begitu ada kesempatan dan inget, aku tanya ke abang Z "bang, ibu di chat SuRaLa, abang mau ikut IDMC ga?" dijawab "Lah, mau.. abang udah bilang sama miss nya waktu kelas". WAH! Bagai ketiban rejeki antara kaget dan excited, langsung aku chat SuRaLa nya dan daftar saat itu juga. ALHAMDULILLAH! Gak nyangka dia mau dan excited ikutan IDMC 2024 ini. 

Sungguhpun aku gak berekspektasi untuk menang. Udah mau ikut aja dengan kemauan sendiri aku udah bersyukur banget. Akhirnya ada minat yang mau dia ikuti dengan ikhlas dan kerelaan hati huhuhuhu. Sebenarnya kontesnya pun gak yang gimana-gimana, cukup mudah buatku. Tapi gak bisa juga aku menyamakan standar mudahku dengan anakku yang masih SD 😁😁. Aku tau kapasitas anakku. Jadi, aku bilang.. kategori ini penilaiannya di ketepatan dan kecepatan. Jadi dari yang paling tepat akan dipilih yang paling cepat. Jadi, Ibu gak mau abang Z terbebani harus cepat, yang penting abang Z enjoy ngerjain. Alhamdulillah saat math contest berlangsung dia tetap excited, hasilnya tepat semua tapi memang kurang di kecepatan. Ibu tetap bangga, bang! gak masalah, bisa kita latih dan pelajari lagi agar abang Z bisa jadi lebih baik dari hari ini.


Love you nakku, because of Allah. I know you will read this post! :*

Lupa Bayar

October 13, 2024

Foto diambil di tkp πŸ₯²


Ceritanya, hari ini pulang dari stasiun gambir pengen banget makan yang gak berat dan harganya ga lebay. Maklum lah ya di daerah Jakarta bagian tengah ke selatan tu yang namanya coffee shop kok rasa-rasanya overprice dan overrated (sorry). Pengen banget nyobain minum kopi tapi gak berani dan takut menyesal hahaha. Selain itu hari ini kok rasa-rasanya badan pegel-pegel; bagian lengan dan punggung belakang. Cek-cek kalender, sepertinya karena menjelang siklus 'keperempuanan'. Anyway back to the topic, sambil jalan sambil mikir mau berhenti dimana, eh keidean ke daerah Sabang, karena di sana banyak warkop warkop macem kopitiam kan. Yaudah akhirnya random lah kita masuk ke salah satu warkop.
---
Singkat cerita kami dipersilahkan naik ke lantai 2 karena di lantai 1 sudah penuh. Setelah dapat kursi, pilih-pilih makanan ringan, selanjutnya, ya seperti sebagaimana kalau makan di tempat makan lah ya. Anak-anak dikasi me time dulu lah, sementara Ibu Ayahnya ngobrol aja kek orang pdkt yang duduk di depan kami hahaha. Selesai makan kami turun ke lantai 1 untuk pulang. Kebetulan selama turun ke lantai 1 anak anak ini heboh bgt. Karena kami parkir mobil agak jauh dari si warkop (biar ada jalan kaki nya, ga langsung naik mobil), jadi kami jalan lewat trotoir sambil melihat suasana di sekitar jalan. Bingung mau kemana lagi karen jujurly bosan juga ya kalau ke mall terus, yaudah kami langsung pulang saja. leyeh leyeh di rumah karena why not?! mumpung weekend ya kan!

Waktu berlalu sampai akhirnya adzan maghrib, lalu husband yang saat itu baru selesai wudhu tanya "tadi udah bayar belum sih di sabang?"| langsung DEG! "Ya Allah dari tadi tuh aku mbatin dan pengen nanya, tadi kita abis berapa makan di sabang?! td kamu berasa ngeluarin dompet gak atau scan hp ga" | "aku ingetnya td scan pas beli gorengan 🫠 kan aku keluar bareng kamu" | "berarti belom bayarr 🫠🫠🫠 yaudah maghriban dulu". Setelah solat maghrib langsung telfon warkop nya dan terjadi conversation sampai akhirnya kami bayar transfer ke salah satu pegawainya yang nombokin dulu 😭 astaghfirullohaladzim malu banget. Tapi namanya khilaf yaa πŸ₯². Alhamdulillah untungnya mbaknya tawa tawa aja dan posicip thinking. Semoga kami gak di blacklist deh dr warkop ini, krn tempatnya pewe bgt dan menunya pas aja gitu buat sarapan dan brunch.

34 and blessed, alhamdulillah

August 27, 2024




Alhamdulillah hari ini bangun tidur sekitar pukul 03.15 pagi dengan menyadari di tempat tidur kami ada seorang gadis kecil yang nyempil di antara aku dan suami. Kebetulan hari ini hari kedua siklus bulanan, jadi bisa lah tidur lagi 15 menit sebelum pergi melaksanakan tugas negara di dapur untuk menyiapkan perbekalan para pasukan hari ini. Benar saja ternyata bukan 15 menit tambahan waktunya, tapi 45 menit sudah berlalu. Pukul 04.00 pagi langsung pergi ke dapur sambil berpikir menu apa yang bisa aku buat untuk bekal ke sekolah.

Dari beberapa hari yang lalu sudah berfikir untuk nge-skip tanggal hari ini. Karenaa.. yaudah lah udah tua juga, kebetulan papa dan mama akan pergi umroh (mereka yang biasanya ngucapin ultah duluan), terus ya ga berekspektasi apa-apa juga sama suami yang tahun kemarin bikin mbrebes mili. ya maklum lah ya, mau kek gimanapun yang namanya perempuan tuh butuh sesekali ucapan menya menye yang gak perlu... tapi perlu πŸ˜‚  (bingung kan lo?!).

Masuk waktu subuh, bangunin anak dan suami, lanjut masak lagi, kemudian sambil berfikir kalau hari ini I'll do anything to make me happy. Langsung mandi senyaman-nyamannya, setelah itu lanjut mandiin adek, pakai baju pake yang bikin mood bagus, pake high heels and cusssss anter anak-anak, bismillah... 

Oiya, daripada aku nungguin anak-anak ingat kalau hari ini aku ultah dan berujung baper (blame the hormon) aku reminder mereka kalau hari ini Ibu ultah. Anyway, kemarin pulang sekolah suprisingly Zayd bilang "Ibuu.. besok tanggal 27 Ibu ultah yaa... yaaayyy". otomatis jawab "ih abang inget? ih ibu seneng loh abang inget ultah ibu" hahaha. 

Terus, aku bilang Sofia "adekkk, hari ini ibu ultah loh", dia jawab "whaat??" dan langsung nyanyi Happy birthday Ibu sampai selesai dan tak lupa dengan jogetan khasnya. Kemudian, Zayd keluar dari kamarnya sambil bawa tas sekolah, "Abang, Ibu hari ini ultaah", terus dia langsung peluk dan nyanyi birthday hihihih. MasyaAllah my heart is full dan senangg.

--

Selesai anter anak-anak, muncul beberapa ide di kepala kayak mau ngapa-ngapain gitu di rumah. pokoknya ga mau ngurusin pekerjaan rumah, lalu mau makan masakan sendiri yang enak, mau beli birthday cake dan lain lain. Sebelum sampai rumah mampir ke kang sayur dulu untuk menunaikan kewajiban, kemudian ada telfon masuk dari suami... apa lagi yang ketinggalan deh ini #pikirku. Di balik telfon terdengar suara ketawa kecil dan nada bicara yang berusaha gak keliatan malu, bilang "assalammualaikum.. cin, maaf lupa td buru buru", "kenapa?", " selamat ulang tahun", "hah.. salah orang kali", "salah orang pulak... selamat ulang tahun ih" dan sebagai nya sebagainya... duhilah pake inget segala ni orang πŸ˜“πŸ˜“  kita jadi mellow khann. HAHA tapi seneng hehehehe

Setelah urusan di luar rumah selesai, sampai di rumah langsung pengen sarapan dengan makanan yang uenak versi aku; rawon, lengkap dengan telur asin dan kecambah kecilnya. Setelah itu melakukan hal-hal yang ingin aku lakukan, bukan pekerjaan domestik, tapi mau bukaa blog dan foto video lama. Pokoknya mau nostalgiaa sampai puas! Eh gak berasa sudah masuk waktu dzuhur, siap-siap mau jemput si adek. Setelah jemput adek langsung meluncur ke toko kue, mau beli kue ulang tahun buat akyuu. Mau beli cake yang tema nya frozen, karena apa? karena anak saya sedih waktu dia ulang tahun katanya gak dibeliin cake. Padahal mah dibeliin cake coklat yang ada topping strawberrynya, kesukaan dia. Tapi menurut dia belum karena cake nya bukan cake Elsa Frozen. Jadi yaudah, ulang tahun saya kali ini kita beli cake Frozen 😏

Selesai beli cake, kita jemput abangnya dari sekolah, lalu pulang ke rumah deh. Malamnya, setelah makan malam kita bikin video ucapan ulang tahun untuk aku hahahah. Gak lama kemudian, hasben pulang kantor lalu kita foto-foto deh. Agak maksa ya nyuruh-nyuruh anak ngucapin ulang tahun, tapi alhamdulillah seneng dan puas. I feel complete lah pokoknya.. alhamdulillah alhamdulillah... 

Semoga dengan berkurangnya jatah hidup di dunia ini, aku makin takut sama Allah, makin istiqomah di jalan Allah, menjadi 'rumah' untuk keluargaku suami dan anak-anakku, sehat, semangat dan sejahtera..aamiin yaa rabbal 'alamiin.

---
seharusnya diposting tanggal 27 Agustus lalu. Tapi di tengah-tengah lagi nulis, tiba-tiba ide mentok dan baru mood lagi buat nerusin postingan ini di tanggal 21 Oktober, sehari setelah Presiden ke-8 RI dilantik #pentingbanget hahahaah.

salaam 
Puput Utami




Did She Make It ? (Potty Training 2.0)

February 16, 2024



Assalammualaikum semua nya 😘

sejujurnya tadinya, tepat saat pergantian tahun atau beberapa hari setelah pergantian tahun aku mau nulis blog tentang kegiatan yang kami lakukan saat pergantian tahun, sekalian mau bikin list apa aja yang akan jadi goals aku di tahun 2024 dan tahun-tahun yang akan datang, tapi qodarulloh semua itu hanyalah keinginan yang tidak disertai dengan kenyataan hehehe, maklumlah ya ibu-ibu pengacara (red: pengangguran banyak acara *hehe garing).

Oke anyway bytheway, di postingan kali ini aku mau cerita pengalaman bagaimana anak nomor dua (Sofia) insyaAllah sudah bisa dikatakan lulus toilet training πŸ‘πŸ‘. *Plis banget aku gak jumawa ya Allah, cuma mau sharing aja 😭😭 Oiya, pengalaman potty atau toilet training anak pertama bisa di baca di sini ya .

---
Jadi, intinya hal penting yang harus disiapkan kalau mau potty training itu yang paling utama adalah kesiapan dan kewarasan caregiver nya, entah itu Ibu nya, ayah nya, susternya, dan sebagainya. Kalau dibandingkan dengan abangnya, Sofia ini sedikit lebih lama. Abangnya kalau gak salah waktu itu umur 2.5 tahun sudah mulai lepas diapers. Alhamdulillah dibantu juga sama sekolah si abang waktu itu. Mereka (Teachers and ayi) menyemangati kami para orang tua kalau anak-anak pasti bisa ke sekolah tanpa pakai diapers. Berarti (menurut penafsiran ku ya), orang tua dipaksa untuk potty training juga, agar apa yang dilakukan di sekolah ga sia-sia. ya gak?!

---

Beda tempat, beda situasi, beda keadaan.

Entah kenapa, di masa potty training Sofia ini rasa percaya diriku tuh ga penuh. Beda sama waktu Zayd dulu. Padahal yang namanya sounding tuh selalu dilakukan sejak pascamenyapih. Pelan-pelan aku mulai mengumpulkan niat dan ikhtiar. Tapi seringnya mungkin karena udah capek duluan sama urusan domestik, jadi mau mulai potty training tuh jadinya ntar-ntaran aja. Karena ya tau sendiri, kalau potty training pasti ada drama pee dan poop dimana-mana lah, terutama di bagian "mensucikan najis" tuh yang berat banget. Jadi aja ujungnya pakein diaper lagi, lagi dan lagi.

Sampai cari cara gimana biar Sofia ini excited untuk pee di toilet. Salah satunya cari potty yang ada tangga nya atau cari step stool biar dia langsung bisa duduk di closet nya. Alhamdulillah ada progress walaupun sedikit. Sofia ini orangnya ekspresif sekali. Begitu aku beliin potty buat ybs, dia langsung happy to the fullest, langsung mau cobain potty nya.

Hal yang paling repot ketika men-train-ing baby girl untuk pee dan poo di toilet adalah ketika berada di luar rumah, karena kalau perempuan ke toilet gak bisa berdiri ya, mesti duduk di toilet. Syukur-syukur ada toilet jongkok, jadi kami bisa pakai toilet tersebut. Sedangkan kalau di toilet umum di daerah kami tinggal, atau bahkan mayoritas toilet umum saat ini menggunakan model toilet duduk. Gak higienis menurutku. 

Sampai akhirnya aku antar Sofia pee di salah satu mall di Jakarta, lalu masuk ke toilet yang ada gambar anak-anaknya. Dilalah ternyata ada potty di sana. Praktisku, jarang ada yang pake deh potty ini dan pasti sering dilap sama mbak penjaga toiletnya. Dari situ, aku kepikiran beli potty travel yang bisa dibawa kemana-mana. Jadi, kalau mau pee di toilet umum tinggal pake potty yang kita bawa, nanti pinggiran toilet dewasanya kita alasin plastik atau tisu. Alhamdulillah, ternyata memang membantu sekali potty travelling ini.


Kira-kira sejak quartal terakhir tahun 2023 lalu, Sofia ini udah sering ngeluh gak betah pakai diapers. Tapi rupanya dia masih belum bisa tahan kalau mau buang air, terutama poo karena beberapa kali udah keburu bocor di depan toilet. Nah di sini aku rajin nanya dan lebih peka kalau Sofia ada gelagat mau buang air. Termasuk juga mengajak si Ayah dan Zayd untuk bersama-sama menyukseskan program Sofia lepas diaper as soon as possible hihihi. Ya walaupun ujungnya kita lagi kita lagi yang gerak 😏.

Masuk tahun 2024 tiap Sofia dipakaikan diaper seringnya nolak, "Aku ga mau pake diaper, aku bukan bayi Ibuuuuk" begitu katanya. Sampai suatu hari di tengahnya deras hujan, aku terjebak gak bisa ke parkiran pascajemput Sofia di sekolah. Jadinya balik lagi deh ke kelas sambil nungguin hujan reda, kebetulan di kelas masih ada teacher. Biasalah ya, namanya juga ibu-ibu, jadilah ngobrol panjang lebar sama teacher (sekalian belajar teknik sabar dari guru-guru PAUD haha), sampai pada titik dimana aku nanya "teacher, di kelas ini berapa orang yang masih pakai diaper?". Dengan sigap teacher menjawab "tinggal Sofia dan satu lagi boy, Ibu", langsung lah kita terkezutt (hahaha) dan makin membulatkan tekad. Kebetulan Sofia di rumah sudah dalam fase gak pakai diaper lagi, buang air sudah mulai pinter ke toilet sendiri, pasang potty sendiri, dll. Cuma, aku masih pakaikan diaper waktu tidur malam dan keluar rumah. 

Kira-kira progress nya sudah 80% menuju sukses potty training. Tinggal aku menyiapkan mentalku saja untuk membiarkan Sofia tidur malam tanpa pakai diaper, tanpa worry kalau-kalau Sofia ngompol di kasur saat tidur dan nerimo ben ikhlas kalau kejadian kasur basah karena ngompol. Tapi ikhtiar agar gak ngompol di kasur tetap dilakukan. Misalnya, sebelum tidur diusahakan buang air dulu, begitu Sofia bangun pagi langsung dibujuk ke toilet, dan apresiasi jika berhasil tidur tanpa ngompol dan buang air di toilet.

Bagaimana hasilnya?...

Alhamdulillaah so far insyAllah Sofia sudah 90% 'disapih' dari diaper hahahaha. Pernah ngompol sekali gara-gara sebelum bobo malam, Sofia sudah ke toilet, tapi udahannya minum air mineral lagi dan itu buanyak banget. Belum sempat aku pakaikan diaper pula karena akunya ikutan ketiduran setelah itu heheh. Tiba-tiba tengah malam kebangun karena ingat Sofia belum dipakaikan diaper. Pas selimutnya dibuka, waw basah. Dengan terpaksa dan daripada doi masuk angin dan najis nya kemana-mana, aku bangunin Sofia dan bawa ke toilet untuk dibersihkan najisnya, mensucikan perangkat tidurnya, (terpaksa) memakaikan diaper lagi sambil agak sedikit negosiasi dengan anak yang masih setengah tidur tentang kenapa dipakaikan diaper lagi dan kenapa dia sementara ga tidur di kasurnya sendiri, dan sebagainya. Rewel ga? ya rewel dong, apalagi tengah malam kita semi mandiin dia dan ganti baju dia. Tapi harus dilakukan hiks.

Sejak saat itu alhamdulillah progres melepas diaper semakin baik dan Ibu sudah mulai pede bawa Sofia ke luar rumah tanpa memakaikan diaper. Alhamdulillah juga udah bisa pasang potty sendiri di toilet, tapi belum bisa thaharah yaa.. pelan pelan pak supirr hihihi

---

Oiya, ada satu kisi-kisi dari ustadzah Nurhamidah tentang bagaimana mengajarkan anak potty training.
Awalnya Ustdzh tanya, menggunakan diaper itu niatnya untuk; pertama, menampung air (pee dan poo) atau kedua, agar anak pipis gak berceceran? Kalau niatnya yang pertama, berati kalau anak-anak yang lagi pake diaper itu lewat depan kita ketika solat atau sedang nempel bersama kita, hukum diaper itu bisa jadi najis (karena sifatnya menampung air seni, yang mana air seni itu najis). Sedangkan jika niatnya yang kedua, bisa jadi tidak najis, karena ketika niatnya agar pipis tidak berceceran, maka ketika anak pipis otomatis kita akan berusaha untuk mengganti diaper tersebut (tidak menunggu sampai air seni penuh di dalam diaper).

Nah, daripada kita mentraining anak kita dengan mengajak mereka ke toilet setiap 15 menit atau 30 menit sekali (agar mereka "mengenal" konsep buang air ke toilet) yang mana kadang anak-anak itu sebel kenapa dia diajak ke toilet terus dan lama-lama jadi ogah diajak ke toilet, lebih baik, sedari dini kita ajak anak untuk bersuci setiap adzan berkumandang. Jadi, menurut ustadzh Nurhamidah, tiap masuk adzan, kita ajak anak kita bersuci, sambil ajak buang air, setelah itu ajak berwudhu, dilanjutkan dengan solat bersama. Dari kegiatan tersebut, anak-anak akan terbiasa ketika mendengar adzan berkumandang, langsung bersuci, insyaAllah gak makan waktu lama sampai anak bisa buang air di toilet. make sense sih menurutku.


Jadi tips potty training ala aku adalah,
  • Siapkan mental diri sendiri dulu 
    Penting! karena kita akan dealing sama berbagai problem terutama NAJIS ; banyak baca soal thaharah. Kalau kita sudah siap insyaAllah apapun halangannya akan teratasi.
  • Jika memungkinkan, bisa kita siapkan potty untuk diletakkan di atas toilet duduk. Akan lebih mudah kalau kamar mandi kita pakai toilet jongkok, jadi gak perlu tool. 
  • Sounding terus tanpa lelah, utamanya sebelum tidur dan ajak ke toilet saat bangun tidur
  • Lower your expectation, prepare for the worst. gak usah dengerin anaknya si itu berhasil potty training cuma 3 hari, seminggu, atau sekali diajarin langsung mau, etc. enjoy the process
  • Minta kerjasama warga rumah ya buibu/ pak bapak, agar program potty training berhasil sukses
  • Sabaarr
  • Jangan lupa anaknya kasih apresiasi kalau berhasil pipis atau poop di toilet. Dijamin mesam-mesem doi.
  • Ikhtiar udah, tinggal tawakkalnya. 

Bagaimanapun cara yang diambil, insyaAllah potty training bisa kita lewati yaa ibu-ibu bapak-bapak, semangatttt! KALIAN BISA!

Did she make it? Alhamdulillahh.. yess!!


Love, Puput.