June 22, 2020

DISINAR (PHOTOTERAPHY/ FOTOTERAPI)



Seminggu setelah adik lahir, waktunya untuk check up ke DSA untuk timbang berat badan yang harus/ paling tidak berat badannya seperti saat berat badan lahir dan periksa bilirubin. Dua hari sebelumnya, aku sempet "Deg" ketika mendengar komen bahwa adik terlihat kuning. Seketika malam setelah mendengar komen itu, aku jadi mellow. Curhat sama suami, beliau bilang gak usah dengerin komentar-komentar, kita dengar langsung saja komentar DSA.

Hari kontrol ke DSA tiba. Udah deh pasrah aja sama Allah SWT. Ketika timbang berat badan, alhamdulillah bb nya udah balik modal dari bb lahir, selain itu motoriknya juga alhamdulillah bagus, tinggal cek kuningnya aja nih. Dokter bilang, memang anak kami terlihat kuning, maka dari itu adik dirujuk untuk periksa bilirubin di lab.  Lalu dokter tanya, golongan darah ku dan adik apa. Ternyata salah satu penyebab kuningnya itu adalah adanya ketidak cocokan darah kami berdua, atau disebut juga ABO incompability. Ini pasti terjadi jika sang Ibu bergolongan darah O dan si bayi bergolongan darah selain O, misal A, B atau AB. 

---
Perbedaan darah antara Ibu dan bayinya saat dalam kandungan sebenarnya tidak menjadi masalah. Tapi saat si bayi lahir dan terpisah dari tubuh Ibunya, otomatis tubuh si bayi menganggap darah O yang ada di dalam tubuhnya sebagai benda asing, sehingga sel darah putihnya memecah si sel darah O dan hasil pemecahan itulah yang menjadi bilirubin. Kasus ini alhamdulillah gak terjadi waktu zamannya Zayd, karena kebetulan golongan darah Zayd sama dengan golongan darah ku. Zayd tetap kuning, tapi kuningnya gak sampai yang bikin disinar di rumah sakit.

---

Melihat anak sendiri diambil darah hati ini rontok. Anak sekecil itu diambil darah, lama pula huhuhu. Tapi mau gimana lagi.

Satu jam kemudian hasil bilirubin keluar dan  menunjukkan bilirubin adik lewat dari kadar bilirubin standar normal. Otomatis dokter menyarankan untuk di fototerapi/ phototeraphy di rumah sakit selama 2 hari. InsyaAllah kata beliau setelah difototerapi/ disinar, kadar bilirubinnya turun. Awalnya sempet ragu, masa berangkat ke rumah sakit bawa anak, pulang ke rumah anaknya ditinggal di rumah sakit? hiks. Sempet denial dan meyakinkan dokter untuk bisa dirawat di rumah. Dokter mengiyakan, dengan catatan kalau ada apa-apa segera ke rumah sakit. 

Giliran dokter setuju sama permintaan aku, aku nya jadi jiper sendiri hehe. Bagaimana dengan suami? suami sebenarnya lebih prefer ikut saran dokter, tapi menyerahkan keputusan ke aku karena beliau paham sikon psikologis aku saat itu yang baru lahiran, bekas lahiran masih nyut-nyutan, anak musti dirawat di rumah sakit pula. 

Sampai pada akhirnya aku putusin adik bayi disinar aja huhu Bismillahirrahmanirrahim.

Setelah mengurus administrasi, adik langsung dibawa ke ruangan fototerapi. Di sana sudah ada satu bayi laki laki yang juga sedang disinar. Di ruang fototerapi aku masih bisa nanya nanya sama bidan, apa yang harus dibawa untuk keperluan adik selama disinar dan aku dipersilahkan untuk menyusui dulu sebelum adik ditinggal di rumah sakit. Tapi karena sebelum ke ruangan bayi aku sudah menyusui adik, jadi waktu disusui lagi adik ogah-ogahan. Entah kenapa jadi makin mellow huhu.

Barang-barang yang harus aku siapkan selama adik di rumah sakit (kira-kira untuk 2 hari 2 malam)
  1. Diaper/ popok bayi sekali pakai
  2. Tisu basah
  3. Peralatan mandi
  4. ASIP (asi perah)
  5. SUFOR (untuk jaga-jaga. Karena yang namanya bayi disinar memerlukan banyak cairan). Dan sufor ini sudah aku dapat dari rumah sakit waktu melahirkan, jadi gak perlu beli lagi.
Alhamdulillah di rumah ada sedikit stok ASIP, jadi setidaknya sehari 2 kali aku setor ASIP ke rumah sakit untuk diberikan ke adik. Tapi aku juga menandatangani surat persetujuan rumah sakit untuk memberikan sufor kepada adik. 

Setelah menyusui, aku menyerahkan bayiku sambil melihat treatment para bidan ke bayi yang sudah disinar lebih dulu. InsyaAllah aku mantap dengan pelayanan rumah sakit tempat aku melahirkan ini. Akhirnya kami pamit ke bidan yang sedang bertugas saat itu untuk pulang ke rumah dan menyiapkan kebutuhan adik di rumah (Alhamdulillah jarak rumah ke rumah sakit gak jauh). Begitu keluar rumah sakit, pak hasben langsung merangkul pundak dan memeluk aku sambil jalan menuju tempat mobil kami diparkir. Yahhhh... langsung merebes mili dong hahaha. Padahal udah nahan nahan gak nangis dari tadi. Untung ketutupan sama masker dan kacamata, jadi gak kelihatan kalau lagi nangis hehe.

--
Selama 2 hari 2 malam itu kami bolak balik rumah sakit untuk menyerahkan ASIP. Alhamdulillah hari terakhir adik disinar, aku ditelfon rumah sakit kalau anakku sudah bisa pulang karena bilirubinnya sudah turun. Pesan DSA anakku saat itu ada dua: harus dijemur setiap hari, diantara pukul 07.00 - 08.00 dan diberikan ASI secara langsung sesering mungkin,  jangan dikasih ASI perah.

Alhamdulillah akhirnya adik pulang ke rumah. Abang Zayd gak sabar nunggu adik pulang karena mau kasih hadiah buat adik, masyaAllah.

Semoga dikontrol dan imunisasi pertama adik nanti berjalan lancar, dan sehat-sehat semuanya. aamiin