Dari dulu aku seneeeng banget kalau ngeliat postingan foto bayi di media sosial, atau video bayi di youtube. Apalagi sejak populernya media Instagram, banyak sekali orang tua yang menggunakan instagram, bahkan membuat akun khusus untuk mendokumentasikan perkembangan anaknya dari hari ke hari. Terlepas dari pro kontra penggunaan medsos untuk anak-anak ya, postingan-postingan tersebut sempet bikin ngekhayal "anakku nanti seperti apa ya mukanya" dan gak sabar pengen punya bayi hihihi.
Berasa kan ya buibu, semenjak punya anak tuh rasanya pengen mendokumentasikan segala gerak gerik nya, dari bangun tidur sampe tidur lagi, bahkan pas lagi tidur pun kayaknya ada aja yang photo-able (plus intagramable juga hehe). Ya ga? Ya kan? Ya dong. Alhamdulillah thanks once again to technology and creativity, sekarang udah ada handphone berkamera, media sosial, dan sudah banyak medium untuk mendokumentasikan momen tumbuh kembang anak-anak kita.
Gak mau kehilangan momen, aku, suamiku, adik-adik dan para orang tua sering banget fotoin Zayd sampai memori kamera full sama foto dan videonya dia. Karena itu lah, aku jadi terinspirasi untuk mengabadikan momen ga cuma lewat handphone, tapi dari medium medium lain.
Mirrorless/ Kamera DSLR
Kalau dulu alasan utama kenapa selalu nenteng kamera SLR adalah, untuk tujuan pekerjaan, ow ow te deh alias outfit of the day dan sekaligus mengabadikan momen bersama keluarga dan teman-teman. Tapi kebanyakan sama teman-teman kayanya yaa.. hahaha, maklum remaja labil waktu itu. Sekarang, selain tuntutan pekerjaan, urusan per-dokumentasi-an anak jadi issue terhighlight selama 8 bulan terakhir ini. - Tapi kenapa gak pakai handphone aja? kan lebih enteng? karena kadang ada beberapa foto yang gak bisa tertangkap kamera handphone dengan cepat dan akurat, sedangkan dengan kamera mirrorless/ DSLR, bisa. Selain itu, kualitas/ size/ warna fotonya pastinya lebih bagus ya dari pada kamera handphone, dan biasanya file dari kamera-kamera tersebut aku pakai untuk cetak foto yang emang kualitasnya akan lebih oke kalau diambil dari kamera. Tapi kalau kepepet, yaudah handphone memang savior banget π
Cetak Foto Online
Menyambung di poin pertama di atas, sayang aja gitu menurutku kalau foto-foto lucu anak-anak kita cuma teronggok begitu saja di dalam laptop atau memori kamera. Jadi beberapa foto terpilih biasanya aku cetak dan dipajang deh di rumah. Jadinya, kalau mau lihat foto anak, foto kita, atau foto keluarga gak melulu mesti buka laptop, pc, handphone atau kamera. Masalahnya, pergi ke kang cetak photo mager bangetttt. Mau minta tolong Go-jek, ribet jelasinnya. Solusinya adalah cetak foto online.
Udah banyak loh sekarang ini cetak foto online dan menurutku membantu banget. Tinggal upload, kalau mau pilih frame tinggal pilih frame, pilih ukuran, bayar, cetak deh (jangan lupa bayar dulu ya sebelum cetakπ). Beberapa hari kemudian atau bisa juga hari itu pun langsung dikirim. Untuk cetak foto online ini aku pernah coba di dua tempat, yaitu snapy.co.id dan pictalogi.com.
Diary/ Blog/ Vlog
Pascamelahirkan beberapa bulan yang lalu, aku dihadiahi journal cantik atau diary oleh bosku. Tujuannya kata beliau buat aku nulis perkembangan anakku dari hari ke hari. Jadi, semacam rekam jejak gitu deh. Nah, menurutku penting juga ya punya catatan khusus tentang perkembangan anak kita. Biar nanti pas gede anak-anak kita tahu perkembangan dia tiap harinya gimana, jadi biar tahu kalau orang tua itu segitunya sama anaknya. Kalau anak-anak kita udah gede dan mau "bandel" jadi gak jadi pas lihat buku catatan orang tuanya. hahaha
Kebetulan dari Zayd lahir, aku senang mengarsipkan segala yang berkaitan dengan Zayd. Dari gelang id rumah sakit waktu baru lahir, foto waktu Zayd lahir, dokumen-dokumen data dari rumah sakit, rambut Zayd yang dipotong pertama kali, termasuk sisa sunatannya Zayd haha. Nah, tambahannya, beberapa waktu lalu aku dapet buku personal bayi dari Mums Project yang dibuat khusus untuk Zayd. Buku ini adalah softbook bergambar terbuat dari kain yang isinya history nya Zayd saat lahir. Seperti arti nama, lahir tanggal berapa, bb dan tb nya saat lahir berapa, dsb. Lucuuu deh bukunya.
Buat yang mau lebih praktis, instead nulis di diary, ada fasilitas blog seperti pupututami.com ini π Atau lebih bagus lagi kalau teman teman bisa bikin vlog. Jadinya langsung kelihatan situasi dan kondisi yang nyata terkait rekam jejak perkembangan anak kita. Nanti pas anak-anak udah peda gede, jadi langsung berasa deh gimana dia waktu kecil.
Love,
Puput