Sirkumsisi (Zayd Khitan)

April 10, 2017


Setelah selama 6 bulan maju mundur mau sirkumsisiin si abang Zayd, akhirnya tanggal 3 Maret 2017 kemarin alhamdulillah anakku sudah sah disunat. Yeeeey! Ternyata, rasanya 'begitu' ya kalau anak kita kenapa-kenapa. Beneran deh, kalau sering ibu-ibu bilang "mendingan gue aja deh yang sakit" atau "Kalau bisa pindahin penyakit anak gue ke gue aja" itu benar adanya dan aku melewati fase itu waktu Zayd disirkumsisi. Sedihnya subhanallah...


Sirkumsisi

Sirkumsisi (read: Sunat/Khitan) adalah proses pemotongan kulit depan atau preputium penis denganmenyisakan mukosa (lapisan dalam kulit) dari sulcus coronarious ke arah kepala penis, yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penumpukan smegma pada penis baik itu dengan alasan sosial, agama maupun budaya (Schoen, 1990).
Dilihat dari sudut pandang agama udah jelas ya, kalau sirkumsisi/sunat/khitan ini adalah syariat yang Allah Ta'ala peruntukkan untuk hambaNya, memperbagus keindahan zhahir dan bathin. (Penjelasannya bisa dibaca di sini)


Ekspresi dan pertanyaan orang-orang yang tahu kalau Zayd disunat adalah kaget, kasihan, dengan indikasi gaya bertanya seolah-olah seperti ada yang salah sampai harus disirkumsisi dini hehe. Aku sangat maklum dan wajar, karena kebanyakan di anak laki-laki, muslim, di Indonesia  disunat saat usia TK-SD. Jadi standar 'normal' nya di usia-usia tersebut.

Sebenarnya tertarik untuk menyirkumsisikan Zayd langsung sesaat dia lahir saat usia kandungan sekitar 5 atau 6 bulan-an. Ada plang pengumuman di rumah sakit tempat aku kontrol yang bertuliskan paket sunat Rp sekian dan dari situ jadi aku dan suami yang kayak semangat banget mau sunat anak kita begitu dia lahir. Tapi begitu lahir, tiba-tiba nyali ku ciut. Kasiaaaaannn masih bayi baru lahir harus disunat. Jadi, kami menunda rencana tersebut bahkan lupa pernah berencana seperti itu hahaha.

Sampai akhirnya, seperti biasa kami bawa Zayd ke dsa untuk imunisasi. Waktu dilakukan kontrol, memang kepala kulit p*nis nya mulai gak bisa dibersihkan karena celahnya makin kecil which is kalau dibiarin bisa berakibat fimosis (silahkan google yaa). Jadi, sebelum terlambat bismillah kami putuskan untuk meyirkumsisi Zayd. 

PraSirkumsisi

Sehari sebelum disirkumsisi, pikiranku gak karuan. Pokoknya ga konsen kerja, grogi ngadepin keesokan harinya (hari H saat Zayd direncakan akan disirkumsisi), dan gak tau kenapa sampai mau telfon Ayahnya Zayd aja grogi kayak mau nelfon gebetan #ehgimana haha. Sempet berfikir mau membatalkan sirkumsisi, tapi mikir kasihan Zayd juga kalau sampai infeksi. Akhirnya bismillah dan lillahita'ala sambil menetapkan hati, kami berangkat ke rumah sakit untuk menjalani proses sirkumsisi.

Setelah cek darah ina inu, nunggu rekomendasi dari dsa (di sini aku sempet mau mundur lagi karena ga tega lihat Zayd), dan akhirnya ketemu sama dokter bedah anak yang surprisingly orangnya gak bikin makin parno, orangnya ceria abis. Malah pas ketemu dia bilang "ya ampun ibu, akhirnya ketemu juga. Saya udah ditelfon mulu sama dsa ibu bla bla bla bla.. jadi mau dimodel apa bu jahitannya?" hahaha baru tau jaitan sunat bisa dimodel-modelin.

Terus, setelah ngurus administrasi dan tanda tangan ini itu, kita menuju ruangan operasi. Oalaah, kupikir sunatnya di poli dokternya aja. Ternyata ke ruangan operasi segala. Tau sendiri kan biasanya kalau mau sunat cukup di rumah aja, atau di puskesmas deh, palingan di ruangan gitu aja, gak mesti ke ruangan operasi. Jadi yang kayak model proses sirkumsisi nya Zayd ini aku baru tahu. Bahkan, sebelum operasi kecil ini Zayd mesti puasa dulu, lho. Huhu kasian.

momen sang ibu ketar ketir karena anaknya mau disunat


Masuk ruang tunggu operasi, ternyata ruangannya sama seperti waktu mau lahiran Zayd 7 bulan yang lalu. Jadi seperti rekam jejak gitu deh, ngeri ngeri sedap masuknya. Jadi inget saat keluarga gak boleh ikutan masuk ke ruangan operasi cesar, nunggu di ruang tunggu operasi sebelum dibawa ke ruang tindakan, kemudian yang paling kepikiran adalah efek obat bius pascaoperasi yang bikin menggigil. Sumpah gak enak banget menurutku. Bayangin, orang dewasa aja gak enak pas menggigil, gimana bayi? retak hati ibu, bangggg.

Aku dan mamaku dikasih arahan kalau operasinya berlangsung sekitar 20-30 menit dan selama operasi sirkumsisi ini Zayd akan dibius total. Waktu Zayd dibawa ke ruang operasi, alhamdulillah anaknya ceria banget seperti biasa, malah pake acara bye bye segala sama ibu dan mbah Utinya. Makin gak tega ngelihatnya ya. huhu kembalikan anakku, dokterrrr! #dramakoreamulai.

***
Selama Zayd operasi, aku diajak ngobrol sama mama, tapi akunya ga nyambung. Antara telinga, mata, hati dan pikiran gak sinkron mikirin anak yang lagi dioperasi walaupun operasi sirkumsisi ini cuma operasi kecil. Ternyata gini yaaa jadi orang tua huhu. Buat orang tua, anak itu segalanya. Rela deh mau sampe berkorban apapun jungkir balik buat anaknya. Tapi kalau anak ke orang tua? hihi semoga kita semua menjadi anak yang sholehah dan sholeh ya untuk kedua orang tua kita semua. aamiin *peluk papa mama*

PascaSirkumsisi 

Setelah kurang lebih 20 menit ngobrol ling-lung bareng mama, salah satu dokter ke luar dari kamar operasi dan menginfokan kami kalau operasinya Zayd sudah selesai dan dokter minta pampers 1 ukuran lebih besar dari ukuran pampers biasanya. Berhubung kami baru tahu, jadinya dikasih aja pampers yang ada sementara dulu. Begitu lihat kondisi Zayd yang sedang tertidur dengan mulut diganjal sama alat biar mulut Zayd tetap kebuka, kaget ngeliatnya. Reflek langsung tanya dokter yang ada di sana, kenapa harus pakai alat ini, berapa lama Zayd sadarnya, heaternya mana (biar gak terlalu menggigil pascaoperasi) dan sebagainya. Dokternya mungkin udah biasa kali ya lihat keluarga pasien panik, jadi dia tetap dengan tenang dan telaten menjelaskan ini itu dan ngajarin bagaimana merawat luka jahitannya.

Sekitar 10 menitan, akhirnya Zayd mulai sadar dan mulai merengek rewel. Dari situ, sepanjang mau pulang ke rumah sepertinya efek obat bius udah mulai hilang sehingga Zayd rewel sekali. Gak tega ngelihatnya dan gak konsen waktu nyelesaiin administrasi karena denger Zayd nangis meraung-raung.

Tapi above all, Alhamdulillah Zayd termasuk anak yang sabar dan tenang. Rewelnya hanya semalam pascaoperasi. Dan menurutku rewelnya yang ga gimana gimana gitu ya, sama seperti kalau Zayd bangun malam dan nangis minta nenen. 


"peninggalan" bersejarah :p

Treatment PascaSirkumsisi

Sekarang jaman udah makin canggih ya. Jadi yang namanya bedah pun juga makin canggih dan para ilmuwan/ dokter berusaha untuk membantu meminimalisir rasa sakit pasca operasi. Jujur aja, saat aku melahirkan Zayd, hari kedua pascaoperasi aku sudah bisa berjalan sendiri. Gak kelihatan abis lahiran lho. Temen-temenku yang jengukin ke rumah sakit kaget ngeliat aku udah jalan mondar mandir, padahal waktu temenku itu cesar juga, dia butuh waktu 4 hari untuk bisa pindah dari kasur ke kursi roda.

Nah, pascasirkumsisi ini, dokter memerbolehkan pemakaian pampers dengan syarat ukuran pampersnya harus 1 size lebih besar dari yang biasanya dipakai, mengganti pampers setiap 3 jam sekali even belum penuh, dan untuk membersihkan bagian luka operasi cukup dipakaiakan kasa steril dicampur air hangat dan di tap-tap saja. Luka operasi gak ditutup, karena lukanya dibalut dengan semacam lem, jadinya kondisinya kering. Lemnya pun jangan diutak atik karena akan ngelupas dengan sendirinya.

Selama pemulihan, mandi apa engga? - Mandi dong. Dokter juga membolehkan mandi tapi gak dianjurkan untuk lama-lama berendam. Kalau Zayd, hari pertama setelah sunat mandinya dilap aja. Tapi dua hari setelahnya langsung mandi seperti biasa.

Sampai semua kembali normal ke sedia kala dan lem ngelupas sempurna memakan waktu kurang lebih 2 minggu. Sebenernya 1 minggu (bahkan 3 hari) pasca operasi sudah oke dan si anak udah ga kesakitan lagi. Tapi Zayd lucu banget deh, dia gak berani tengkurep karena (kayaknya) tau kalau dia abis disunat haha. Dan benar juga sih kalau sunat dari kecil, sembuhnya lebih cepat dan gak pake drama kejar-kejaran. hihihi


Love,
Puput.