Zayd's Future University

January 9, 2017


Bulan Desember lalu aku berkesempatan ikut salah satu kelas parenting yang diselenggarakan oleh Insight Psikologi. Kebetulan pendirinya adalah kakak sekaligus kakak ipar teman SMA ku dan beruntung banget aku bisa masuk ke kelas tersebut. Waktu itu tema yang diangkat adalah "all about school readiness". Awalnya kelas ini menurutku too early buatku yang notabene beberapa bulan lalu baru melahirkan. Ternyata gak ada yang namanya too early atau too late ya buat yang namanya belajar, alhamdulillah banyak ilmu yang aku dapatkan dari tema kelas parenting saat itu dan tentunya insyaAllah bermanfaat buat bekal aku dan suami untuk mempersiapkan masa depan Zayd.
Isi seminarnya menjelaskan tentang kapan sih waktu yang tepat kita menyekolahkan anak, sekolah seperti apa yang tepat buat anak kita, apa yang harus kita lakukan agar anak kita mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan minat mereka, apa yang perlu dipersiapkan, dan sebagainya. Dari 2 jam sesi kelas parenting ini, beberapa hal yang aku highlight antara lain :


Kapan Waktu Anak Belajar dan Bersekolah ?

Belajar dimulai dari sedini mungkin. Bahkan dari anak masih dalam kandungan mestinya sudah bisa kita ajarkan sesuatu. Seperti dengan menanamkan nilai-nilai dan perilaku positif kepada anak kita melalui contoh diri kita sendiri, sampai dengan belajar dari lingkungan atau medan di sekitar anak dan sebagainya. Nah, pelajaran tersebut tidak melulu hanya bisa dapatkan di sekolah, di rumah pun bisa belajar. Kita tahu bahwa di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenjang sekolah, dimulai dari Play Group (bahkan ada kelas nursery - di bawah Play Group), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengan Atas (SMA) sampai Universitas. Dan apakah anak kita diwajibkan untuk menempuh semua pendidikan tersebut? Sebagai informasi yang aku dapatkan di seminar tersebut bahwa di Indonesia, Pemerintah mewajibkan pendidikan wajib belajar terhitung dari usia minimal 7 tahun atau SD. Sebelum jenjang SD, sifatnya tidak wajib.

Lalu, apakah sebaiknya kita tidak menyekolahkan anak di bawah 7 tahun? dikembalikan kepada masing-masing orang tua. Jika dirasa orang tua lebih memilih agar anaknya mulai sekolah di usia Play Group, boleh-boleh saja.  seperti yang kita tahu saat ini, gak usah deh di kota besar, di kota kecil maupun daerah-daerah sekarang sudah banyak yang menyekolahkan anaknya dari usia 6 bulan bahkan. Banyak faktor, salah satunya karena kedua orang tuanya bekerja. Tapi, bukan berarti orang tua bekerja gak sayang anak ya makanya anaknya "dititipin" ke sekolah.  Aku rasa gak ada orang tua yang mau merelakan anaknya diasuh oleh orang lain atau lembaga lain. Karena tuntutan situasi dan kondisi, jadinya mau gak mau si anak harus "disekolahkan" atau "dititipkan". Namun, menurut kelas parenting ini, idealnya anak usia di bawah 7 tahun* belajar bersama orang tuanya di rumah.

Apakah Anak Kita Sudah Siap Masuk ke Jenjang Sekolah? 

Kesiapan sekolah gak serta merta hanya melihat dari kesiapan si anak untuk masuk ke lingkungan sekolah. Tapi juga melihat kesiapan keluarga, lingkungan dan sekolah itu sendiri dalam mempersiapkan si anak untuk masuk ke lingkungan sekolah. 

Model Sekolah yang Seperti Apa yang Cocok Untuk Anak kita ?

Saat ini jika ditanyakan kepada orang tua mengenai "anaknya akan di arahkan ke bidang apa?", kebanyakan orang tua menjawab "kita ikutin minat dan bakatnya dia nanti seperti apa, itulah yang akan kami arahkan". Statement tersebut gak salah, karena di sini gak ada yang salah dan gak ada yang benar. Hanya, lebih baik sedini mungkin kita tahu/ sudah punya rencana si anak ini ke depannya mau diapakan/ mau diarahkan kemana.

Hasil dari ikut kelas parenting ini langsung aku share ke suamiku sesampainya aku di rumah. dan kami mulai memikirkan pendidikan seperti apa yang insyaAllah tepat untuk Zayd. Bahkan ssebenarnya, aku dan suamiku sempat membahas mengenai pendidikan Zayd ini pada saat usia kehamilanku 3 atau 4 bulan. Intinya kami berdua ingin mewariskan serta memberikan ilmu kepada anak kami agar kedepannya dengan ilmu yang sudah kita bekali bisa membentuk mental Zayd yang mandiri, inovatif dan kreatif. 

Nah, berkaitan dengan plan pendidikan ini, ada sesuatu yang unik. Dijelaskan bahwa model sekolah yang ada di Indonesia bisa dibagi menjadi 3 model; Sekolah negeri, sekolah swasta, dan sekolah inklusi. Dari ketiga model ini, di sekolah swasta terbagi lagi menjadi beberapa jenis;
  • Sekolah yang berlandaskan agama
  • Sekolah yang fokus ke pendidikan karakter
  • Sekolah alam
  • Sekolah berkurikulum Nasional Plus
  • Sekolah berkurikulum Luar Negeri
Dan dengan model sekolah tersebut, kita bisa ancang-ancang nih goal pendidikan yang kita tuju untuk anak kita apa? Misalnya kita mau nantinya si anak kuliah di ITB, kita harus tau nih orang-orang yang kuliah di ITB itu biasanya lulusan dari SMA mana, misalnya SMA X. Nah, kita menyiapkan anak-anak kita agar nanti bisa diterima di SMA X.  Jadi, jalur berfikir kita dibalik yang tadinya "saya mau masukin anak saya ke TK mana atau setelah lulus TK orang tua baru memikirkan si anak "akan masuk SD mana", menjadi "nanti anak saya akan kuliah di mana ya?". Dari tingkatan kuliah tersebut, berikutnya kita rencanakan anak kita akan masuk SMA apa, SMP apa dan yang terakhir SD yang mana. Jadi orang tua gak kalang kabut ketika anak mau masuk jenjang sekolah baru, jadinya ga asal masuk sekolah deh. Nah itulah salah satu cara bagaimana kita mengarahkan pendidikan anak kita. Masalah nanti dipertengahan jalan anak-anak kita memiliki minat yang lain, tinggal kita arahkan anak-anak kita kepada hal-hal yang diminati. Tentunya dengan musyawarah dan perencanaan yang matang.

Poin-poin itulah yang jadi highlight #PillowTalk antara ayah dan ibunya Zayd. Dari obrolan inillah kami mulai cari referensi tipe pendidikan apa yang cocok dengan Zayd, sekolah mana yang nantinya akan Zayd masuki, sambil kami melihat perkembangan Zayd, kemana arah minat dan bakat nya. 



Last but not least, semoga kami bisa konsisten dan menerapkan apa yang sudah kami rencanakan buat anak kami. hehe.. semangaaaat! Kira-kira nanti Zayd mau kuliah dimana yaaa? hmm...

(*) Aku dan suamiku ga sepakat bahwa usia SD dimulai umur 7 tahun hahaha. 6 tahun insyaAllah ideal yaaa, nak.