Spiritual Journey : Makkah Al Mukarramah

March 29, 2014


Alhamdulillahirabbilalamin, akhirnya sampai juga di tanah haram. Tanah yang menjadi tujuan seluruh umat muslim di Dunia. Sebelumnya, kami mengambil miqat untuk Umrah di masjid Bir Ali. Setelah shalat ihram 2 rakaat dan niat ihram kami berangkat ke kota Makkah sambil bertalbiah. Ada beberapa hal yang tidak boleh kita lakukan ketika sedang ber-ihram seperti tidak boleh menggunting kuku, mencukur rambut, memakai harum-haruman, memakai pakaian yang berjait bagi laki-laki, menutup wajah bagi wanita, meminang/khitbah, melakukan akad nikah, membunuh binatang dan larangan-larangan yang membatalkan ihram lainnya. Sekitar pukul 9 malam kami sampai di Safwah Royal Orchid yang lokasinya tidak jauh atau sekitar 100 meter dari halaman masjidil haram.

Setelah istirahat sejenak, berwudhu dan makan malam, kami menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan umrah dan alhamdulillah prosesi tersebut selesai pukul 12 malam. Rasanya melihat Ka'bah..mashaAllah, maha besar Allah... Ka'bah yang menjadi kiblat arah shalat seluruh umat muslim di Dunia kini ada di depan mata...yak, air mata ga bisa di tahan untuk ga nangis. Pokoknya selama di kota suci itu kerjanya nangis, inget dosa, minta ampun, maunya ibadah terus, berdoa, berkah banget pokoknya. Oiya, Saat ini makkah dan madinah sangat ramai dikunjungi oleh jamaah umat muslim dari seluruh penjuru dunia. Kalau kata mama papa atau orang-orang yang sudah pernah naik haji, crowded nya tidak jauh berbeda dengan saat musim haji. Apalagi sekarang kuota haji untuk Indonesia dikurangi sehingga antriannya pun bisa sampai 10 - 20 tahun. Jadi, kebanyakan orang memilih alternatif umrah terlebih dahulu untuk pergi ke tanah suci sebelum melaksanakan rukun islam yang ke-5, Naik haji.

Menjadi tamu Allah di tanah suci berarti siap-siap, kita, sebagai tamu Allah, akan menerima pelayanan dari Allah melalui segala berkah Nya. Apa yang ada dan terjadi di sana diterima dan dijalani saja, perbanyak istighfar, dzikir, banyak-banyaklah menyebut nama Allah. Kadang kita manusia suka protes kenapa begini kenapa begitu jika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan keinginan atau rencana kita, nah di kota-kota suci tersebut kita belajar sabar dan sadar. Kenapa begitu? karena terkadang apa yang sering kita lakukan di tanah air secara tidak disadari tampak ketika kita berada di kota suci tersebut. Itulah kenapa kita harus  terus sabar dan sadar. Sekiranya ada yang tidak sesuai cepat-cepat beristighfar, kembalikan lagi kepada Allah, Allah tahu yang terbaik bagi kita.



Ada cerita yang menurut saya cukup ngena buat saya hehe. Hari pertama di Makkah (Setelah malamnya Umrah) kami sekeluarga shalat subuh di Masjidil Haram. Karena waktunya sempit dan kami masih kelelahan setelah malamnya umrah, jadi kami pergi ke masjid setelah adzan subuh berkumandang dan hanya kebagian shaf di teras terluar Masjidil Haram. Setelah selesai shalat, kami bermaksud untuk tawaf mengelilingi Kabah. Oiya, berhubung waktu itu ba'da shalat subuh otomatis pintu masjid jadi penuh dengan orang karena banyak sekali jamaah yang keluar dari masjid.

Saat saya berkunjung ke Baitullah, di sana sedang ada pembangunan/ renovasi. Jadi,  di tengah-tengah antara masjid dan Ka'bah terdapat bangunan seperti jembatan mengelilingi Ka'bah yang digunakan sebagai tambahan untuk tempat tawaf (jika tawaf dibawah ramai, jembatan itu bisa menjadi alternatif tempat tawaf). Nah, waktu itu saya bilang sama papa "Pah, puput pengen deh nyobain tawaf yang diatas.. keatas yuk pah". Papa mengiyakan dan kami masuk ke masjidil haram dari jalan menanjak menuju lantai 2 yang berada di samping masjidil haram. 

Sampai di pintu masjid, banyak sekali orang yang keluar dari pintu itu. Sampai laskarnya sendiri pun melarang kami masuk lewat pintu tersebut karena banyaknya jamaah yang keluar dari pintu itu.  Disamping kami berdiri, ada akses jalur kecil yang waktu kami menuju masuk ke pintu masjid, jalur kecil ini di tutup. Nah, ketika kami sudah sampai di depan pintu dan dilarang masuk oleh laskar, pintu jalur kecil itu dibuka. Tapi, karena jalur itu dibatasi oleh pembatas yang cukup tinggi, kami ga bisa masuk ke jalur tersebut. Akhirnya kami turun menuju lantai dasar dan naik lagi ke atas dengan maksud masuk melewati akses jalur kecil tersebut . Sudah sampai di depan pintu jalur kecil itu, kami ga bisa masuk saking ramainya manusia yang ada di jalur itu.

Akhirnya kami masuk dari tangga yang ada disebelahnya dan alhamdulillah kami berhasil masuk. Di dalam, kami keliling kesana kemari mencari akses ke jembatan tawaf itu dan ga ketemu, sama sekali ga ketemu. Udah naik-turun escalator, ada escalator lagi, naik lagi, ga ketemu kemudian turun lagi dan yang namanya akses menuju tempat itu ga ada, padahal banyak orang tawaf di tempat itu dan banyak orang lalu lalang memakai baju ihram di lantai itu yang berarti orang itu (mungkin) baru selesai ibadah tawaf di jembatan itu. Ditengah mencari-cari akses menuju jembatan tawaf itu tiba-tiba terbesit dalam hati "Put, kamu udah jauh-jauh ke masjidil haram, ada Ka'bah di depan kamu tapi kamu mau tawaf di tempat yang jauh dari Ka'bah"..

Astaghfirullahhh... buru-buru saya bilang sama papa "pah, tawaf dibawah aja pah.." Nah, anehnya papa mama dan adek waktu itu ga protes...subhanallah, berasa salah bangettttt waktu itu.. astaghfirullah. Akhirnya kami turun ke lantai dasar dan masuk ke masjid tanpa ada halangan apapun, begitu masuk di sambut oleh Ka'bah *nangis*. Dan bener aja, saat kami tawaf di putaran terakhir, Allah meridhai kami untuk bisa menyentuh kiswah, dan mencium hajar aswad ditengah lautan manusia yang rebutan mau mencium hajar Aswad. Nah, Coba kalau tawaf di jembatan itu, ga ada yang namanya mencium hajar aswad kan?!. (Proses cium hajar aswadnya inshaAllah soon ya :p)

---

Pada dasarnya tidak ada ketentuan bahwa setiap muslim harus dan wajib mencium hajar aswad ketika mengunjungi Baitullah. Hukumnya sunnah namun sunnah di sini berbeda  dengan ibadah sunnah yang lain. Karena pada detik disaat kita mencium hajar aswad tersebut, hanya kita sajalah yang melakukan ibadah dan mendapatkan pahala sunnah tersebut, satu-satunya, di suluruh alam semesta. Berbeda halnya jika kita melakukan ibadah sunnah yang lain seperti sholat sunnah, puasa sunnah, yang pada detik yang sama dimana kita melakukan ibadah itu, ada banyak orang yang juga melakukan ibadah sunnah tersebut. 




Multazam

Selain baitullah, ada beberapa tempat yang kami kunjungi seperti Jabal Rahmah, Arafah, Jabal Tsur, Miqat di Ja'ronnah, Mina (tempat para jemaah haji melempar Jumrah).

Jabal Rahmah

full team captured by papa, menuju Jabal Tsur tempat Rasulullah bersembunyi dari kejaran kaum Quraisy
papa, syamil, mama dan yunus di Jabal Rahmah

Selain banyaknya umat muslim yang berkunjung ke kota suci Makkah dan Madinah, hal yang berkesan untuk saya adalah kebudayaan dan bahasanya. Di kota yang tidak pernah tidur ini (khususnya Makkah) seluruh kegiatan otomatis terhenti ketika adzan berkumandang. Mall gelap, toko tutup dan semua menuju masjid untuk melaksankan shalat. Masjid pun penuh dengan orang shalat dan jangan heran kalau sampai ada orang-orang yang sholat di tengah jalan. Selain itu, setiap masuk ke dalam lift dan ada orang di dalam nya pasti orang yang masuk mengucapkan "assalammualaikum" dan keluar lift pun mengucapkan salam. Mungkin dibeberapa instansi ada yang membudayakan salam, tapi hal itu yang jarang ditemukan di kehidupan sehari-hari dan pastinya ngangenin. Dan dengan salam itu seperti ada magnet atau rasa keterikatan kita dengan muslim lainnya, gimana ya ngejelasinnya... ya begitulah kira-kira :p

Bagaimana dengan bahasanya? ga tau kenapa saya suka takjub dengerin orang ngomong pake bahasa arab. Well, bahasa arab adalah bahasa idaman saya selain bahasa prancis. Dulu sekali waktu zaman masih piyik, saya disekolahkan di sekolah agama yang diajarkan bahasa arab. Kemudian lepas dari sekolah tersebut karena harus pindah ke Jakarta dan tidak terasah jadilah perlahan-lahan terkikis. Waktu kuliah di semester terakhir saya masih curious banget sama bahasa arab, akhirnya saya ambil bahasa arab 1, seru! i got A! hihi alhamdulillah. Tapi sayangnya tidak saya lanjutkan karena masa kuliah yang sudah habis. Nah waktu shalat Jumat di Madinah kemarin saya mendengarkan khutbah dalam bahasa arab. Ga ngerti kata per kata yang diomongin sih, cuma ngerti pointnya apa, and that's cool. Selain itu waktu shalat dzuhur di Makkah ada salah seorang wanita menjelaskan tentang shalat jenazah, apa yang harus dibaca dan sebagainya which is dengerinnya sambil senyum-senyum kagum pengen bisa hahaha. Setiap orang Arab ngobrol, rasanya pengen join, tapi apalah daya cuma ngerti dikit dan ga bisa ngomongnya selain hamzah Riyal, halal, haram, kam, ya Hajj, Alhamdulillah, Astaghfirullah, Allohu Akbar dsb! -__-"  

It was unforgettable journey, life experience, masha Allah, maha besar Allah. Semoga Allah menakdirkan dan memanggil kembali saya sekeluarga (Insha Allah sama suami juga yah Ya Allah) dan teman-teman yang sedang membaca tulisan ini ke tanah suci untuk Haji atau Umroh. aamiin Ya Rabbal Alamin


That's all! semoga bermanfaat dan mohon maaf apabila ada salah / tidak berkenan dalam tulisan saya ini. Kebaikan berasal dari Allah dan kekurangan berasal dari saya. Terima kasih sudah baca

Wassalammualaikum  :)
xoxo, Puput.