Spiritual Journey : Madina Al Munawwarah

March 27, 2014

" Allahumma balighna ilal makkati mukarramah wal madinati munawwarah lil hajji wal umrah wa ghairihima wa ziyarati qabri nabiyyika Muhammadin sallallohu alaihi wassalam"

Doa diatas adalah doa yang orang tua ajarkan kepada kami (saya dan adik-adik saya) dan dibaca setiap selesai solat wajib pun sunnah. dan alhamdulillah doa kami kesampaian. Allah mengizinkan kami kembali ke Tanah Suci.

Alhamdulillah, tepat pukul 3 pagi kami sudah sampai di kota Rasulullah, Madinah. Dari kejauhan, masjid Nabawi sudah terlihat berkilauan, cantik, megah, kalau ada kata-kata lain yang bisa mendeskripsikan keindahan masjid ini mungkin akan saya pinjam untuk saya gunakan, saking indahnya. Setelah menunggu beberapa lama proses pembagian kamar hotel dan menunggu koper sampai di kamar kami, kami bersiap-siap ekspress agar bisa ikut solat subuh berjamaah di masjid. Begitu adzan, kami buru-buru lari ke masjid yang alhamdulillah dekat sekali dengan hotel tempat kami menginap. Sampai masjid, laskar berbaju hitam lengkap dengan khimarnya sudah berdiri di depan pintu masjid yang berkilauan itu. Jamaah yang mau shalat sudah tidak diperbolehkan masuk karena masjid bagian dalam (untuk area wanita) sudah penuh. Jadilah saya dan mama lari-lari nyari shaf terdekat yang penting masuk ke bagian masjid, walaupun di depan pintu. Alhamdulillah beneran dapat tempat di depan pintu loh, tepatnya di gate 26 Utsman bin Affan, mashaAllah

Bahagia dan haru bangettt bisa bertemu lagi dengan masjid Nabawi, apalagi waktu shlat (sujud),  mashaAllah rasanya dahsyat banget. terharu, deg-degan, kalah deh rasanya sama ketemu sama gebetan :p hahaha. Pokoknya ga bisa diungkapkan gimana perasaannya. Apalagi ketika baca surat yasin sehabis shalat.. masha Allah, lidah ini rasanya ga mau berhenti baca ayat-ayat Al-Quran. Istimewa sekali :')





Siangnya, kebetulan hari itu belum ada kegiatan apa-apa dari travel kami, jadi setelah sarapan kami sekeluarga pergi ke masjid Nabawi lagi untuk beribadah. Kebetulan juga jadwal masuk ke Raudhah (Tempat antara mimbar dan makam Rasulullah yang nantinya akan menjadi bagian dari taman surga. Di tempat ini juga adalah tempat diijabahnya doa-doa) untuk siang harinya pukul 7 pagi - 11 siang untuk wanita, jadi saya dan mama berencana pergi ke Raudhah hari itu.

Setelah shalat dhuha, melipirlah kami ke arah Raudhah. Banyak sekali orang yang mau masuk ke Raudhah ini, mungkin karena jadwal untuk wanita yang terbatas dan faktor lain adalah kerinduan untuk lebih dekat dengan Rasulullah. Karena ada riwayat Rasulullah SAW yang berbunyi seperti ini "Siapa saja yang menziarahiku setelah wafatku, seolah-olah menziarahiku semasa hidupku" dan "barangsiapa yang menziarahiku di Madinah dengan tujuan memperoleh pahala, maka ia dalam perlindungan ku dan aku akan memberikan syafaat di hari kiamat"

Dahsyat banget ya mashaAllah, waktu mutawwif bilang kayak gini pun bisa bikin nangis loh :'((. Jadi jangan heran kalau Raudhah itu selalu ramai dengan jamaah. Bagusnya, saat ini sudah ada pengelompokan-pengelompokan jamaah yang mau masuk ke Raudhah. Misal orang-orang melayu dikelompokkan menjadi satu, orang-orang yang berasal dari Tunisia, Arab, Pakistan dan sebagainya  juga dikelompokkan menjadi satu. Kenapa? logikanya, ukuran tubuh wanita melayu imut-imut, berbeda dengan orang keturunan arab yang besar-besar dan tulangnya keras-keras hehe. Jadi ketika masuk ke Raudhah which is saat orang berebut untuk shalat di sana, orang Asia ga kegencet-gencet. Tapi walaupun sudah di kelompokkan, ada saja orang-orang Arab-Turki yang memaksa masuk. Bagaimana orang Asia menanggapi hal tersebut? yak..orang asia kebanyakan pasrah..hahaha cerminan multikultural banget sih menurut saya dan sifat-sifat dari masing masing bangsa terlihat disini. Bagaimana dengan laki-laki yang ingin masuk dan beribadah di bagian taman surga, Raudhah? tenang.. laki-laki punya kesempatan yang lebih banyak untuk bisa shalat wajib, sunnah, baca Al Quran di Raudhah, bahkan bisa mendekati makam Rasulullah SAW.

Alhamdulillah, setelah ga berapa lama nunggu, akhirnya kami bisa masuk walaupun harus berdesak-desakan dengan jamaah lain. Pertama menginjak karpet hijau, langsung buru-buru cari space buat shalat. Alhamdulillah ketika dapat ruang yang cukup untuk shalat di Raudhah secara bergantian saya dan mama shalat sunnah mutlak 2 rakaat dan bedoa kepada Allah sebanyak-banyaknya. Begitu ada space yang cukup lagi, kami solat lagi, mohon ampun lagi, begitu seterusnya. Ketika shalat di Raudhah, kaki gemeteran, ketika sujud rasanya ga mau bangun, air mata ngalir terus, berdoa walaupun suasananya ramai tapi khusyu', rasanya ga mau pergi dari tempat itu, sadar akan dosa yang banyak, rasanya ingin minta ampun terus dan seakan-akan ibadah aja ga cukup untuk mohon diampunkan dosa-dosa kita selama ini.

Oh iya, FYI Raudhah itu ditandai dengan warna karpet yang berbeda dengan warna karpet yang menyelimuti seluruh masjid Nabawi. Warna karpet Raudhah adalah hijau muda sedangkan warna karpet yang menutupi lantai masjid Naabawi lainnya berwarna merah.

Selain hari pertama di Madinah, saya dan mama menyempatkan untuk sekali lagi berkunjung ke makam Rasulullah dan shalat di Raudhah di malam sebelum kami bertolak ke Makkah keesokan harinya. Di malam hari, jadwal kunjung Raudhah untuk wanita adalah ba'da shalat isya sampai pukul 12 malam. Meskipun malam, tetap banyak wanita dari bermacam negara dan bangsa berbondong-bondong ingin mengunjungi Raudhah dan bertemu Rasulullah. Seperti hari pertama, mama dan saya berkumpul di kelompok asia-melayu kemudian laskar memandu kami untuk masuk menuju ke halaman Raudhah, menunggu mendapat giliran. Setibanya di area menuju makam Rasulullah, sontak suasana berubah menjadi syahdu, sunyi, merinding dan tercium wangi melati segar,  harum sekali. Ini pertama kalinya saya masuk ke raudhah malam hari dimana suasananya lebih berasa deg-degan, merinding dan terus bersalawat sambil berjalan bergandengan dengan mama dan ibu-ibu jamaah lainnya mengikuti arahan laskar tersebut. Suasana masjid Nabawi di malam hari itu....  lebih dari indah, ga bisa dideskripsikan. Apalagi ketika masuk zona makam Rasulullah itu, masha Allah... maha besar Allah.
Raudhah ditandai dengan karpet berwarna hijau muda

Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad

Suasana di Raudhah 


Hari itu berakhir pukul 11 malam setelah berhasil masuk, shalat dan berdoa di tempat mustajabnya doa-doa, Raudhah. Air mata lagi-lagi ga bisa ditahan, sujud menjadi cara yang paling ampuh untuk merasakan betapa dekatnya kita dengan yang Maha Kuasa. 



Area mimbar Rasulullah, Raudhah, dan makam Rasulullah SAW

Selain Masjid Nabawi, di Madinah terdapat Masjid Quba, Masjid Kiblatain, Jabal Uhud, Kebun Kurma, tempat percetakan Al Quran dan masih banyak lagi.



Kebun Kurma


Jabal Uhud




to be continued...