Gue masih bingung sih mau update apa hahaha. Beberapa waktu lalu bikin vote di instagram story soal blog vs vlog dan minta feedback kira-kira para pembaca setia pupututami.com ini lebih interest baca update tentang life update cerita random atau update keduniawian (yang mana gue bingung juga apa yang mau diupdate kalau seputar keduniawian hahaha). Jadi yaudah kita cerita random aja deh ya, kehidupan aku merantau di Hong Kong. Btw, sedih ah liat view blog ini kecil banget.. efek ga diupdate cukup lama kayaknya. Tapi yasudahlah, mari kita lupakan masalah viewers, yang penting bisa tetap berkontribusi di dunia blogging #asegg. 😙
Yauwis, mau cerita yang berkaitan sama judul di postingan ini aja yah. Bahwa, ngurusin anak sendiri (baca: ngurusin anak sendiri tanpa bantuan orang lain selain suami sendiri) itu rasanya amazingly undescribable feeling ya ternyata. Pastinya, ya gak selalu mulus mulus aja, pasti ada capeknya, keselnya, gemesnya dan lain lainnya yang bikin baper. Tapi terbayar waktu liat anak kita sehat, aktif, ngasi senyum super manis buat kita dan lihat tingkah lakunya yang adaaaaaaaaaaa aja tiap hari, masyaAllah.
Bulan lalu bertepatan dengan masuk usia Zayd 18 bulan adalah jadwal screening dan vaksin di Mother & Child Health Centre or MCHC atau kalau di Indonesia disebutnya Puskesmas kali yah. Jadi, pas screening, si nursenya ngasih penjelasan (yang sebenarnya penjelasan standar, buibu atau bahkan yang belum jadi ibu-ibu pasti udah pada tahu lah) kalau bayi itu otaknya kaya sponge. Jadi dia menyerap semua apa yang kita katakan, apa yang si anak lihat, dan sebagainya. Intinya, ibu-ibu mesti kudu stay cerewet agar anak terstimulasi dengan kosa kata, bahasa, dan sebagai-sebagainya atau ya "ngenalin" bayi kepada lingkungan lah.
Nah, sebagai ibu yang baik yang mendengarkan nasihat nurse, tingkat kecerewetan gue, gue tambah jadi 200 persen walaupun Zayd kelihatannya cuek cuek aja lihat ibunya cerita ini itu ke dia 😅. Malam ini, sebelum tidur seperti biasa kita baca buku dulu. Ada tiga buku yang biasa gue bacain ke Zayd dan gue minta Zayd untuk milih satu di antara 3 buku itu. Tapi ternyata dia ambil semuanya pemirsah.. yaudah akhirnya gue buka satu buku dari Rabbit Hole - Suara Apa Itu? (bukan sponsor) dan mulai cerita sekarebku dewek.. While gue cerita (sendiri), Zayd naik turun kasur, guling guling sana sini, main cilukba, ngetok ngetok pintu dan sebagainya. Dan pas gue mulai baca ke halaman yang ada gambar pesawatnya, tiba-tiba Zayd kayak meragain pesawat (tangannya ke atas) yang lagi terbang sambil bibir monyong-monyong dan bersuara "wuzzzzz". Lalu buru-buru dia mendekat ke tempat gue duduk dan buka buku yang gue pegang ke halaman yang ada Pesawatnya, terus dia yang happy pas gue bilang "eh, ada pesawat".
Terus entah kenapa gue surprise dan terharu lihat responnya Zayd. Ternyata bener kata nurse kalau otak anak itu kayak sponge. Kita gak pernah tau seberapa banyak air yang diserap oleh sponge, tapi ketika kita peras sponge tersebut air yang keluar buanyakkk bangettt. Itu yang terjadi sama Zayd. Dibalik kecuekan dia selama ini gue cerita ini itu ternyata gak cuma numpang lewat doang, tapi diserap semua-muanya sama doi. Alhamdulillahhhh terharuuu ðŸ˜
Seneng, tapi harus jadi alarm buat gue dan suami atau orang tua pada umumnya kalau kita harus memberikan contoh yang baik dan positif buat si anak. Berusaha untuk menjadi contoh yang baik untuk anak-anak kita. Ya intinya gitu lah!
Tadinya gue pikir jadi full time mother tanpa nanny dan art bakal boring. Tapi ternyata enggak! Eh ya pasti ada boringnya, tapi jadi sirna ketika si anak bayi iseng masukin jarinya ke lubang hidung gue 😚