Haiiii.. Postingan pertama di akhir bulan di tahun 2017 nih. Alhamdulillah wa syukurillah, saat ini kami sudah kelarrr pindahan apartemen yang jaraknya sekitar 100 meter dari apartemen lama. Kenapa mesti pindah, selain karena kontrak apartemen lamanya udah habis, terus... yaudah mesti pindah aja cari apartemen baru hahaha alasan yang maksa.
Anyway, highlight of the week nihh.. Alhamdulillah seiring hijrahnya kami ke apartemen baru, Zayd udah bisa jalan tanpa pegangan tanggal 6 Desember kemarin. Ibu dan ayahnya seneng banget, anaknya apalagi. Dia mondar-mandir terus kesana kemari since udah bisa jalan sendiri walaupun masih sempoyongan. It means Zayd alhamdulillah bisa jalan di usia 15 bulan. hihihi. Oiya, ibunya sempet kena syndrome socmed karena keseringan lihat stories di aplikasi instagram perihal "Zayd bisa jalan" ini. Pasalnya, beberapa anaknya teman yang usianya beda beberapa bulan di bawah Zayd sudah bisa berjalan sendiri. Terus ibunya baper lihat tulisan-tulisan orang di socmed walaupun sebenarnya tulisan itu ditulis emang pure cerita tentang perkembangan anaknya, bukan show off.. ya, walaupun sebenarnya socmed itu tempatnya show off ya hahaha. Jadi ya.. gitu deh intinya aku sempet baper. Apalagi kalau abis di follow up sama keluarga di Indonesia dan selalu nanya "Zayd udah bisa jalan belum mbak Put?". Pertanyaan itu sebelas duabelas nyebelinnya seperti orang single yang ditanyain "kapan nikah? atau mana pacarnya?" atau orang yang udah nikah ditanyain "udah isi belum?". hhhhhh... you paham lah apa maksud ku. hiks
Segala stimulasi sudah dilakukan, termasuk memasukkan Zayd ke kelas gymnastic untuk bayi. Tapi anaknya masih belum mau jalan. Padahal teman-temannya rata-rata udah lincah banget jalannya. Setiap Zayd beridiri dan siap berjalan, ujung-ujungnya pasti langsung merangkak hahahah.. emaknya gemesssss. Tapi memang benar kata pepatah 'Indah pada Saatnya'. Jadi ya emang kemarin-kemarin itu belum saatnya Zayd jalan dan dia belum mau. At least kita sebagai orang tua mesti terus menytimulasi anak-anaknya dan tentu saja, ayah dan ibu (red: orang tua) harus saling menguatkan satu sama lain.
Intinya, alhamdulillah wa syukurillah...
Love,
Puput Utami