Zayd First Flight #2

March 4, 2017



Pada dasarnya aku gak ekspektasi apa-apa sih waktu bawa Zayd naik pesawat. Fokus ku hanya pengenalan dan experience Zayd ke public transport dan ga ngoyo akan diberikan pelayanan yang gimana-gimana oleh pihak maskapai. Hanya, seingatku waktu kecil dulu saat adikku yang paling bungsu masih usia TK dan naik pesawat, ia diberi inflight toys entah itu berupa mainan (boneka, inflight figure dll) atau buku gambar yang tujuannya selain entertainment dari pihak pesawat kepada anak-anak, tapi juga (mungkin) sebagai alat "distraksi" agar si anak ga terlalu fokus sama penerbangan itu sendiri. Pikirku waktu itu, mungkin gak ya dikasih mainan juga sama pihak maskapai hihi. Tapi, karena ini domestic flight dan Zayd masih kecil banget, aku pikir palingan gak dikasih mainan atau apa gitu. hihi #emaknyangarep

Oiya, buat ibu-ibu yang belum baca postingan Zayd First Flight #1 monggo klik di sini yaa :)

Pada penerbangan pertama Zayd ini, aku pilih dua maskapai berbeda yaitu Citilink dan Batik Air dengan alasan sudah sering bepergian dengan maskapai-maskapai tersebut, insyaAllah tingkat delaynya rendah *penting*, takeoff + landingnya yang nyaris halus dan sejauh ini pelayanannya oke. Tapi ternyata oh ternyata dua maskapai ini punya "treat" yang berbeda kepada penumpang bayi. Seperti apa pelayanannya?


CITILINK

Sebelum hari H, tentu saja aku sempatkan browsing ini itu perihal penerbangan membawa bayi. Sesuai info yang aku dapatkan di situs resmi maskapai Citilink, bahwa penumpang bayi diharapkan untuk check-in langsung di counter. Jadi gak bisa tuh si bayi ikutan web check ini sama orang tuanya. Jadi, sesampainya di airport aku langsung menuju counter untuk check-in si anak bayi. Tanpa babibu, petugas menanyakan beberapa pertanyaan perihal anakku seperti, usia anakku berapa dan dilihat anaknya yang mana. Sudah selesai mengurus boarding pas, gak lama kami langsung boarding dan duduk di kursi yang telah disediakan. Oiya, untuk kepentingan check-in ini aku sudah siap fotocopy KK dan akta kelahiran. Namun pada hari H pihak maskapai tidak menanyakan dokumen tersebut. Yaa.. hitung-hitung sedia payung sebelum hujan, toh.

Di dalam pesawat, pramugarinya bertanya usia si bayi, memberikan alat pelampung dan sabuk pengaman (Seat belt) tambahan, dan memberikan pesan bahwa seat belt dan pelampung tersebut harus dikembalikan kepada pramugari di depan ketika akan turun dari pesawat. Ok deh! Selama perjalanan seperti yang diekspektasikan sebelumnya, ndak dikasih mainan atau ya.. semacam souvenir dari maskapai untuk penumpang bayi. hehehe. Begitu mendarat di Medan, aku mengembalikan seat belt dan pelampung seperti yang sebelumnya diinstruksikan oleh mbak pramugari.

BATIK AIR

Aku masih bertanya-tanya sih sebenarnya saat ini. Di antara maskapai LION GROUP, kenapa Batik Air dan Lion Air punya pelayanan kualitas berbeda meskipun harga tiket nya beda tipissss, bahkan beberapa momen harganya nyaris sama. Pelayanannya di sini dalam arti luas ya, yaitu dari penempatan boarding room yang khusus untuk penumpang Batik Air yang mana menurutku pelayanannya cukup premium dan kursi di kelas ekonomi pun cukup nyaman dan gak sempit , ada layar entertainmentnya di setiap seat, dan di beberapa penerbangan ada yang dikasih snack bahkan makan berat. Lantasss.. kenapa the sister beda banget ya?

Anyway anyhow, balik lagi tentang bagaimana treat atau pelayanan si maskapai kepada penumpang bayi. Setibanya di KNO (Kuala Namu -red), aku dipanggil oleh petugas penjaga counter ketika check in. Seperti sebelumnya, ada obrolan singkat antara aku dan petugas check-in Batik Air ini soal si anak bayi yang sedang kangen-kangenan sama Neneknya di sudut KNO yang lain. Setelah itu, aku diberikan surat pernyataan membawa bayi. Si petugasnya wanti-wanti kalau surat tersebut jangan sampai hilang dan diberikan kalau pramugari nya bertanya saat di dalam pesawat.


Waktu boarding tiba. Saat aku akan keluar dari ruang boarding menuju pesawat, si petugas Batik Airnya ramah-ramah bana, udah gitu ditanyain "anaknya umur berapa, bu?", "sudah ada surat pernyataannya?" dan belum sempat jawab si petugasnya udah sigap ngeluarin form surat pernyataan aja. Belum sempet nulis ini itu langsung aku bilang, "sudah ada mbak, tadi dari petugas di counter", barulah dipersilahkan masuk pesawat.

Sampai di atas pesawat, mbak Pramugari yang menyambut di dekat pintu kabin pun menyapa kami "Selamat siang, selamat datang di Batik Air. Usia bayinya berapa, bu? Sudah ada surat pernyataannya?". Pun, saat sudah duduk di seat masing-masing, sambil memberikan sabuk pengaman dan  pelampung untuk bayi, sekali lagi si mbak pramugari bertanya dengan pertanyaan yang sama. hehehe. Care dan concern banget ga sih sama penumpangnyaa?. Oiya, perbedaan lain antara Citilink dan Batik Air adalah, penumpang gak perlu mengembalikan sabuk pengaman dan pelampung pada saat akan keluar pesawat. Batik Air hanya berpesan "Nanti ketika pesawat sudah mendarat, pelampung dan seat belt nya tidak boleh dibawa, cukup diletakkan di kantong kursinya saja, nanti petugas kami yang akan mengambilnya". Wahh baik sekaliiii... tau aja kalau lagi bawa anak pasti remfong bawaannya.

Oiya, ngomong-ngomong apa sih isi surat pernyataannya?

Adalah Form Ganti Rugi. Yaitu surat pernyataan yang terdiri dari identitas si bayi dan ada tandatangan orang tuanya yang isinya membebaskan maskapai dari pertanggungjawaban sekiranya terjadi apa-apa terhadap bayi tersebut selama penerbangan. Hmm, pantesan care banget petugas-petugasnya haha. Tapi ya..wajar sih menurutku.

Tapi bagaimanapun ya, entahlah aku merasa lebih diperhatikan waktu terbang bersama maskapai yang satu ini. Keep up the good work yaa, Batik Air.

Oiya kedua maskapai yang aku ikuti, keduanya tidak ada inflight toys atau mainan nya. Ya jelas, Zayd masih kecik hihi. Setelah googling sana sini, inflight toys diberikan kepada penumpang toddler yaitu sekitar umur 1 tahun ke atas. Tapi aku gak tahu nih kalau penerbangan domestik di Indonesia menyediakan inflight toys ini apa engga.

Jadi ga sabar nyobain pelayanan maskapai lain. Jalan-jalan lagi yuk, Ayah Zayd *wink*