Event : Media Screening - Film Hijab

January 15, 2015


Rasanya udah berabad-abad udah ga menginjakkan kaki di XXI hihi. Alhamdulillah tanggal 13 Januari lalu aku dapet undangan untuk hadir ke media screening dan press conference film Hijab. Sebelumnya sebenarnya ada tawaran juga dari IHB untuk datang ke gala premiernya, tapi berhubung malem banget jadinya tawaran IHB ini gak aku ambil. Eh, alhamdulillah dapet media screeningnya which is jam nya cucok, ga malem. Jadilah, aku bersama seorang partner kantorku berangkat ke venue acara.

Untuk media screening sendiri dimulai sekitar pukul 17.00 WIB tapi undangan diharuskan datang minimal satu jam sebelum screening dimulai. Sampai di venue acara, udah banyak banget media mondar-mandir wawancara sutradara dan beberapa pemain film Hijab ini. Tim film Hijab juga menyulap hall Epicentrum XXI menjadi hall yang manis dan cantik, lengkap dengan panggung dan musik pengiringnya. Tepat pukul 17.00 WIB semua awak media sudah duduk cantik di dalam studio untuk menyaksikan film Hijab ini.

suasana venue gala premier film Hijab


So, how's the film?

Sebenarnya dari awal gak terlalu berekspektasi sih sama film ini, malah agak pesimis ketika pertama kali baca resume ceritanya beberapa bulan lalu. Prediksiku film ini bakal menoton nan datar. Pasalnya, beberapa film/sinetron malah banyak yang mengangkat tema hijab tapi isinya gak merujuk ke Hijab itu sendiri. Misal, cinta-cintaannya remaja berhijab. Nah, apakah film ini seperti ini juga?

Pada dasarnya film bergenre drama komedi ini ceritanya sederhana, namun dikemas dalam bentuk yang unik sehingga film ini menjadi menarik dan menghibur. Terlihat dari reaksi gelak tawa para penonton yang hadir menyaksikan film ini. Ceritanya ringan dan seputar kehidupan wanita berhijab di kota besar banget sih menurutku. Kemasan film ini adalah flash back yang disampaikan dengan 3 dari 4 tokoh utama wanita menceritakan pengalaman mereka dari awal berhijab sampai bisa memiliki bisnis fashion hijab bersama. Dimulai dengan cerita tokoh Bia (Carissa Putri) mengenai alasannya memakai hijab, kemudian diikuti dengan cerita 2 tokoh lainnya sampai mereka menikah dan alasan mereka membangun usaha bersama tanpa sepengetahuan para suami. Dialog-dialog nya natural, chemistrynya dapet banget dan komedi di film ini juga gak ngebosenin. Dan yang paling penting, film garapan anak Indonesia ini gak bikin ngantuk.. gak berasaa, sukses bikin ketawa terus.

Di sisi lain aku setuju dengan postingan mba Nita di sini mengenai kekurangan yang ada di film Hijab, yaitu pemakaian hijab yang lehernya masih terlihat. Well, meskipun pemeran Tata (Tika Bravani) di sini tidak menyebutkan kalau dirinya berhijab (malah ada dialog suami Tata yang mengatakan bahwa Tata ini berturban, bukan berhijab), tapi kalau penonton menyerap film ini mentah-mentah dan menganggap turban sebagai  style hijab yang boleh digunakan, ya siap-siap aja gaya ini akan diikuti. huhu.. bisa aja kan? tapi semoga engga yaa.. Selain itu ada beberapa simbol lain dalam film ini yang menurutku "enggak banget" kalau kita kaitkan dengan judul "HIJAB".

Di film ini ada adegan dimana suami Bia, Matnur (Nino Fernandez), sedang melepas stress di convenience store (mini market) dengan minum. Entah yang diminum apa, tapi di meja tempat Matnur duduk ada botol bir yang menurutku dengan adanya bir itu bisa saja menunjukkan bahwa seorang muslim wajar atau biasa minum bir. Walaupun mungkin ada model-model yang seperti itu di dunia nyata, tapi entahlah.. seperti ada yang ingin dicampur adukkan di dalam film ini. Padahal kita tau kalau bir itu hukumnya haram. *cmiiw*

Kalau dilihat dari sudut pandang life-style, film Hijab ini menarik serta mendekati realita hidup IRT (ya ga sih ibu-ibu?) dan ada pesan "sebagai perempuan tidak harus melulu bergantung kepada laki-laki, malah perempuan itu kalau bisa mensupport suami". Namun kalau dilihat dari sudut pandang Hijab sebagai perintah agama, menurutku film ini belum memberikan edukasi tentang hijab itu sendiri. Ya mungkin saja tujuan film ini bukan memberikan edukasi berhijab yang baik dan benar, tapi bagaimanapun judul yang diangkat adalah Hijab, jadi mau ga mau instrumen yang ada di dalam film  ini akan terus dikaitkan dengan judul tersebut.

Oiya, mengutip dari statement sang Sutradara saat diwawancarai pada presscon hari Selasa lalu, pesan yang ingin disampaikan dari film ini adalah "Bagaimana berkomunikasi dengan pasangan". Jadi agar hubungan rumah tangga sakinah mawaddah wa rahmah, komunikasi dengan pasangan harus dijaga jangan ada kucing-kucingan (?!). Jadi aku pikir, pengangkatan judul Hijab itu hanya untuk menunjukkan identitas tokoh dalam film ini sebagai muslim, wanita dan hijab sebagai ketaatan terhadap agama Islam.




Di media screening dan press conf ini banyak banget selebriti online dan offline yang hadir. Salah satunya Diana Rikasari yang juga ikut mendukung wardrobe di film Hijab ini.. dan ketemu teman-teman IHB juga yang nunggu giliran nonton gala premiernya. 

duh keliatan kalo lagi kerja -___-


Kalau dari segi hiburan, aku rekomendasikan film ini untuk ditonton (mulai ada di bioskop tanggal 17 Januari 2015) atau ada yang mau nunggu sampai film ini muncul di layar kaca juga monggo hehe. Buat yang sudah nonton dan akan nonton di bioskop terdekat, feel free to share with me apa pendapat kamu tentang film ini yaa...

Salaam, 
Puput Utami


-----
Intermezzo:


Beberapa hari sebelum nonton film ini, aku penasaran sama dijah yellow si seleb dadakan yang ikut main dan berperan sebagai customer di film ini. Waktu aku lihat tweetnya, dia agaknya lagi "ngambek" karena namanya gak tercantum di poster film ini dan menganggap kalau penampilan dia hanya ada ditrailer. Merasa dibohongi nampaknya. hihihi. Pas aku nonton kemarin, ternyata dia ada kok di film nya dengan durasi yang lumayan lama loh. Sengaja aku capture adegan dia di film Hijab dan aku tweet ke Dijah ini. Beberapa jam setelah aku ngetweet, aku ceklah akun si fenomenal ini. You know what? akunku di block ajaaa... @dijahyellow marah pemirsaa. hiks. Mohon maaf lahir batin ya Dijahyelloww..