SCHOOL HUNTING

October 3, 2021


Bismillah...

Sudah lama ingin berbagi cerita tentang kehidupan di blog ini hehe. Keseringannya malah skincare ya akhir-akhir ini. Jadi ya semoga postingan kali ini bisa cerita-cerita sedikit tentang kehidupan yang alhamdulillah terlepas dari naik turunnya problematika dalam hidup, harus selalu dan tetap kita syukuri. Karena bagaimanapun segala nikmat, karunia dan ketentuan itu adalah ujian dari Allah ta'ala kepada hamba Nya.  Tanpa berlama-lama, karena kalau kelamaan yang ada nanti kita jadi tausiyah 4 sks, mari kita langsung ke inti kenapa postingan ini dibuat hehe 😅

--

Alhamdulillah Zayd (5y1m) sebentar lagi masuk usia Primary School atau Sekolah Dasar. Dari jauh-jauh hari kami (aku dan suami) sudah ikhtiar membuat breakdown, opsi serta ancang-ancang kira-kira anak-anak kami ini mau di sekolahkan dimana. Ya tentu saja juga disesuaikan dengan dompet mamih papih lah ya karena ya bagaimanapun ekspektasi harus disesuaikan dengan realiti, bukan begitu ibu-ibu bapak-bapak? 😝


Perjalanan sekolah Zayd ini bisa dibilang cukup mengenyam manis asam asin seperti permen nano nano. Kami mulai bawa Zayd mengikuti kegiatan "bermain terstruktur" kelas baby gymnastic  ini di usia 13 bulan. Tapi sayang, orang tua nya doang yang semangat tapi anaknya gak betah 😅 karena setiap pertemuan yang ada Zayd selalu nangis, akhirnya kami putuskan stop. Usia 2.5 tahun kami ikutkan Zayd ke sekolah pre-Kindergarten atau nursery selama 8 bulan. Alhamdulillah mungkin karena sudah besar yah, sudah lebih bisa bersosialisasi dengan orang lain, kami merasa perkembangan Zayd selama sekolah ini pesat sekali. Dari yang tadinya pemalu, kosa kata masih sedikit,  seiring berjalannya waktu menunjukkan progress yang baik. Tapi karena kami harus pulang ke Indonesia, jadinya di akhir tahun ajaran kami sign off. 


Karena melihat perkembangan di pre-K tersebut, sampai di Indonesia kami teruskan level PAUD ini ke jenjang TK. Nah, karena sudah sampai di negara sendiri, rasanya penting deh memasukkan kriteria 'sekolah agama' dan 'bilingual' dalam pendidikan anak kami di luar rumah. Mengapa sekolah agama? karena kami ingin basic agama Islam itu tidak hanya di dapat dari dalam rumah tapi di lingkungan luar rumah juga, dalam hal ini adalah sekolah yang bertindak sebagai mitra kami untuk mendidik anak kami. ( lama-lama resmi amat ini bahasanya 😁). Mengapa bilingual? karena Zayd kebetulan saat itu berbahasa Inggris dalam keseharian, tapi kami sadar 'gak bisa lah dia gak berbahasa Indonesia, bagaimanapun dia InsyaAllah tinggal di Indonesia, bersosialisasi dengan orang Indonesia *yaiyalah* dan bisa jadi ke depannya Zayd masuk ke sekolah atau universitas negeri, jadi harus bisa bahasa Indonesia. Alhamdulillahnya anak kecil ini penyesuaian bahasanya cukup cepat yah ternyata subhanallah. Jadi dalam hitungan bulan sudah cukup faseh dia berbahasa Indonesia, walaupun ya masih belepotan ketuker tuker struktur bahasanya. 


Kira-kira dari gambaran itu lah kami mulai mencari sekolah  level SD untuk Zayd. Berhubung sekarang sudah bulan Oktober, sudah banyak nih sekolah-sekolah yang mulai membuka pendaftaran siswa baru. Sayangnya... sekolah yang ditaksir gugur karena ekspektasi tidak sesuai dengan realiti hahaha. Kenapa sekolah-sekolah Islam (yang menurut kami ok) banyak nya di daerah jaraknya lebih dari 10 km dari rumah kamihhhh. 


Yaudah daripada school hunting tidak menghasilkan apa-apa, sementara kriteria-kriteria sekolah idaman tersebut kami simpan dulu dan kami sempat mengikuti beberapa virtual open house sekolah yang ada di sekitaran rumah kami. Tapi kebanyakan sekolah universal ya, bukan sekolah basis agama.


Sekolah yang sempat kami ikuti virtual open housenya adalah Global Prestasi School, Harapan Mulya Elementary School dan Embun Pagi. Dari ketiga sekolah tersebut, persamaannya adalah bilingual dan di sekitar area Bekasi dan Jakarta Timur. Perbedaannya, GPS dan HMES termasuk sekolah umum, sedangkan Embun Pagi sekolah berbasis agama Islam. Pengen juga daftar ke sekolah negeri, tapi sayangnya kalau di sekolah negeri harus usia 7 tahun pada saat tahun ajaran baru. hmm... Beberapa sekolah swasta juga memberikan batasan umur minimal yang sama, hanya jika anak usianya di bawah usia ketentuan minimal, harus ada surat pernyataan atau rekomendasi dari Psikolog...


to be continued...