this photo was taken a year ago
Selamat memperingati hari kelahiran, anakku. Alhamdulillah wa syukurillah ternyata doa Ibu dikabulkan oleh Allah SWT, Zayd bisa memperingati hari kelahiran di tengah keluarga besar, setelah setahun yang lalu, kita memperingati hari lahir Zayd bertigaan sama Ayah. Baru pindah ke HK waktu itu. Jadi literally di rumah aja bertiga, potong kue setelah Zayd bangun tidur pagi, kemudian Ayah berangkat kerja seperti biasa. Setelah itu, Ibu berharap ultah Zayd yang kedua bisa ngumpul-ngumpul sama sanak saudara. Qadarullah kesampaian, nak.
Flashback di hari lahir Zayd yang pertama tahun lalu. Zayd belum bisa jalan, masih lebih suka ngebut merangkak, belum bisa mengucapkan satu patah kata. Ibu waktu itu masih pelan pelan belajar menghandle Zayd tanpa bantuan asisten. Asisten Ibu cuma satu, Ayah, yang juga belum ada pengalaman menghandle bayi. Tadinya Ibu pikir, Ibu bakal susah payah, bang. Tapi Ibu percaya, Ibu pasti bisa melewati semuanya, apalagi ada Ayah dan Zayd juga didekat Ibu. Dengan penyesuaian di sana dan di sini, kangen sama tanah air, gak ada sanak saudara, Alhamdulillah, Allah paring kekuatan sehingga kita bisa lewatin semuanya. Baik banget Allah ya bang...
Satu tahun kemudian, Alhamdulillah perkembangan Zayd sangat cepat. Mulai bisa jalan selangkah demi selangkah, mulai bisa nunjuk ini itu, mulai bisa nunjukin kalau Zayd ga suka atau suka sama ini dan itu, mulai bisa nunjukin rasa senang atau sedih atau sebel, makin pinter, makin kooperatif. Senang pasti, sedih/ stressful, khawatir ga usah ditanya.. semua rasanya gado-gado dan harus disyukuri terlepas dari drama berlebihannya Ibu kalau melihat anak lain sudah bisa ini itu di saat Zayd belum bisa ini itu. Dari sana Ibu belajar, bahwa setiap anak itu spesial dan Ibu ga boleh membanding-bandingkan. Hidup itu gak ada yang instan, bang. Semua butuh proses, stimulasi, ikhtiar agar apa yang kita harapkan tercapai. Tentunya gak lepas dengan berdoa, berserah diri kepada Allah SWT. Bener kata orang bahwa "You teach me and your Dad how to be strong". Karena di sini gak cuma Zayd yang belajar, Ayah dan Ibu juga belajar banyak dari Zayd. Terima kasih ya, Nak.
Di hari kelahiran Zayd yang kedua kemarin, Ibu sempat flashback melihat foto foto dua tahun yang lalu ketika Zayd akan dilahirkan ke dunia. Ibu gak mules sama sekali loh, bang. Belum mau keluar ya, waktu itu? hehehe. Tapi Zayd harus segera dikeluarin karena air ketuban yang nemenin Zayd dalam rahim Ibu semakin menipis. Alhamdulillah atas izin Allah dan dengan bantuan tim dokter, Zayd lahir ke dunia tanpa kurang satu apapun. Ibu juga inget bagaimana kita melewati malam pertama bareng-bareng sama Ayah. Malam itu Ibu belum pulih betul pasca operasi, Ayah cape berat karena hari itu mungkin adalah hari yang terhectic, terkhawatir, terexcited. Walaupun demikiran, Ayah tetap berusaha ON (walaupun dengan mata setengah watt) ketika dengar Zayd nangis minta susu Ibu. Ibu masih inget banget bagaimana ekspresi Ayah waktu itu, Nak. Jadi, Ibu minta tolong untuk terus hormat dan sayang sama Ayah sampai kapanpun, ya.
Ibu dan Ayah berharap semoga kami bisa mengantarkan Zayd menjadi anak yang soleh, taat kepada Allah SWT, sukses di dunia dan akhirat, sehat selalu. Mungkin kami gak bisa bikin Zayd selalu happy dan selalu dapetin apa yang Zayd mau, tapi insyaAllah kami akan selalu berusaha memberikan bekal yang terbaik untuk Zayd. Aamiin
Sekali lagi, selamat memperingati hari lahir sayang (16 agustus 2016).
Ayah dan Ibu sayang Zayd. Semoga Zayd selalu dalam lindungan Allah ta'ala.