It's Zayd's first birthdaaaaay! Alhamdulillah, tanggal 16 Agustus 2017 kemarin Zayd menginjak usia 12 bulan alias 1 tahunn. Time flies sooo fast, masih segar diingatan detik-detik dan perasaan waktu mau melahirkan Zayd. Antara mau-gak-mau lahiran karena waktu itu due datenya udah lewat tapi belum ada kontraksi atau tanda-tanda mau melahirkan, sedangkan skor air ketuban sudah makin menipis.
Maaf ya naak, ulang tahun Zayd yang pertama ini Ayah Ibu gak rayakan seperti anak-anak yang lainnya karena kondisi dan keadaan kita yang jauh dari Tanah Air dan sanak saudara. Walaupun gitu, kami bikin seru-seruan sendiri dengan membeli kue ulang tahun fruits cake bertema emojis dan kuis di media sosial (instagram) hahaha.
Setelah mengabadikan mandatory pictures edisi ulang tahun Zayd, siangnya aku dan Zayd ke klinik untuk vaksin (kadonya vaksin aja ya, naaak 😝). Oiya, ngomong-ngomong soal vaksin, di usia 12 bulan ini Zayd mengikuti jadwal vaksin dari departemen kesehatan HK yang alhamdulillah kurang lebih jenis vaksinnya sama dengan vaksin dari pemerintah di Indonesia. Bedanya, di Indonesia jadwal vaksin untuk usia 12 bulan hanya Varicella/ cacar air, namun jadwal imunisasi di HK selain varicella, ada PVC booster dose dan MMR. Yak.. MMR yang di Indonesia dijadwalkan diberikan saat bayi berusia 15 bulan, di HK diberikan saat bayi berusia 12 bulan.
Saat melihat jadwal imunisasi 12 bulan ini aku agak was-was ya, soalnya ada vaksin MMR (Saat ini namanya MR) dimana sangat kontroversial di Indonesia sejak ada beberapa kasus "ga enak" jika MMR diberikan kepada anak yang belum bisa berjalan atau berbicara. Apalagi baru-baru ini ada isu ada anak sekolah yang tiba-tiba tidak bisa berjalan setelah diberikan vaksin MR. Mamak pening lah otomatis. Maju mundur mau imunisasi walaupun udah ada appointment untuk datang ke klinik.
Well, namanya juga hidup di jaman google ya. Browsinglah ini itu soal kontroversi MMR. Akibat dari kebanyakan browsing tersebut, aku malah tambah pusing. Apalagi setelah itu denger dari kanan kiri soal isu MMR, jadi makin pening. Karena gak bisa denger yang simpang siur seperti yang aku baca dan aku dengar tersebut, ku putuskan untuk tanya kepada ahlinya, tidak lain dan tidak bukan ialah dokter. Aku tanya ke dua dokter dan keduanya jawabannya sama terkait MMR, bahwa vaksin tersebut tidak ada relasinya dengan isu isu yang muncul di masyarakat Indonesia. Puas banget deh diskusi sama kedua dokter ini, karena mereka menjelaskan secara detail sehingga aku pun sebagai orang umum jadi paham dengan penjelasan mereka. Dari situ, bismillah insyaAllah mantap melangkah ke klinik untuk imunisasi/vaksin.
Saat di klinik, setelah sesi interview tumbuh kembang dan sesi penjelasan tentang vaksin yang akan diberikan, aku tanya soal keamanan dan efek samping dari vaksin MMR ini kepada perawat yang saat itu sedang bertugas. Lalu, si ibu perawat bilang kalau MMR ini aman. Kemudian karena aku penasaran dengan isu yang muncul di Indonesia, akupun bertanya juga kepada si ibu perawat ini, bener gak ya kalau vaksin MMR ini efek sampingnya bisa bikin anak gak bisa jalan, dsb? ibu perawat ini langsung shock! Isu macam apa itu??? #jengjengjeng. Intinya kata si ibu perawat ini adalah "gak mungkin dong pemerintah akan mewajibkan vaksin tersebut jika memang vaksin tersebut berbahaya dan mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan". well, for me that's true! dan pernyataan dari perawat tersebut sinkron dengan pernyataan dua dokter yang aku tanyakan pendapatnya sebelumnya. Kalau kata bu dokter Dini "alhamdulillah, walaupun dua negara yang berbeda tapi ilmu medisnya masih sama". Alhamdulillah legaa.. insyaAllah semoga anak-anak kita sehat semua ya buibu. Intinya kan itu, anak kita sehat ceria dan soleh/solehah. aamiin
Balik lagi ke ulang tahun pertamanya Zayd. Setelah ayah sudah pulang dari kantor, Zaydnya bobo deh.. dan hari itu diakhiri dengan makan kue ultah Zayd oleh ayah dan ibu hehehehe.. Zaydnya tunggu agak gedean dulu ya nak kalau mau makan kue tart 😋
Love,
Puput