Aku selalu takjub setiap kali menyaksikan runaway di fashion week. Alhamdulillahnya, setiap tahun ada kesempatan untuk hadir, duduk dan memerhatikan hasil desain beberapa teman-teman designer yang dipublikasikan lewat ajang bergengsi seperti Jakarta Fashion Week. Nah, kali ini aku tertarik untuk membahas seputar design lini ETU by Restu Anggraini. Mengapa? karena ETU adalah salah satu label yang aku pantau dan dua tahun belakangan ini designnya sungguh out of the box.
Bagi teman-teman yang sudah pernah baca blog post seputar Jakarta Fashion Week 2015 tahun lalu tentang koleksi anyaman kipas sate by ETU, pada tahun ini ETU kembali ke panggung fashion week dalam slot Indonesia Fashion Forward dengan tema koleksi "The Rationalist". Dari kacamata penikmat fashion dan awam, aku melihat koleksi kali ini tetap mengambil konsep pakaian kerja wanita (workwear) namun terinspirasi dari gaya atau style pria. Konsep seperti ini menurutku merupakan gebrakan baru di fashion hijab. Mengapa? Karena pada saat hampir semua lini fashion muslim mengikuti arus fashion yang sedang hype di saat tertentu, ETU muncul dengan koleksi yang berpeluang besar akan menjadi contoh untuk designer-designer lain yang masih mencari jati diri dan karakter desainnya sendiri. Walaupun menurutku kalau seseorang sudah mencetuskan dirinya sebagai designer cobalah untuk membuat sesuatu yang baru. Boleh mengadaptasi/ terinspirasi, tetapi harus ada inovasi.
Okay, kembali lagi ke koleksi ETU di IFF - Jakarta Fashion Week 2016. Titel atau judul koleksi yang dipentaskan pada tanggal 24 Oktober 2015 ini adalah "The Rationalist". Yakni ETU mengambil konsep pakaian pria dan diadaptasikan sebagai busana kerja wanita (woman workwear) dengan tetap mempertahankan kesederhanaan pakaian wanita tapi tetap berada dalam rules wanita muslimah. Meskipun secara kaidah Islam look seperti ini belum memenuhi syarat ya. (Ingat! posting ini berbicara tentang design bukan cara berpakaian menurut kaidah islam).
Setelah tahun lalu mengusung konsep yang terkenal dengan "anyaman kipas sate" dan mendapatkan apresiasi yang sangat baik baik dari khayalak, kali ini ETU mengusung konsep yang mengedepankan silhouette yang unik, menautkan beragam material kain dengan pemilihan warna basic kontras, dan yang menarik perhatian kali ini adalah ETU memberikan sentuhan lipatan-lipatan layaknya lipatan kertas origami, seni melipat kertas dari Jepang dan konsep Golden Ratio.
Konsep Golden Ratio ini menurut ETU merupakan perbandingan rasio yang merepresentasikan ukuran yang ideal dari tubuh manusia, dalam hal ini khususnya perbandingan ukuran yang ada di design ETU ini sendiri. Jadi, harapan ETU melalui konsep Golden Ratio ini di koleksinya kali ini adalah memberikan desain yang tak lekang oleh waktu dan bisa dikenakan oleh siapa saja*. That's why koleksi ini dinamakan "The Rationalist".
Dari keunikan tersebut, yang juga menarik perhatianku adalah styling headpiece yang tertutup dan sederhana, namun ETU bisa menonjolkan kesederhanaan tersebut dengan juga memberikan aksen origami. Sekilas seperti melihat tokoh dorami atau seperti hiasan kepala wanita di jaman Dinasti Qing, China, ketika melihat headpiece ini. Namun, terlihat seperti apapun itu, I love that headpiece!
Untuk model pakaiannya sendiri, aku salut dengan ETU karena semua design dibuat dengan model loose. Saat memerhatikan model berjalan di runaway menggunakan pakaian dari ETU ini, terlihat sekali material yang dipakai untuk koleksi ini sangat nyaman dan ringan. Kalau dikaitkan dengan konsep woman workwear sendiri, dari material yang dipakai ini pun ETU ingin mempresentasikan gambaran pekerja wanita yang mobililitasnya tinggi. Jadi selain karakter mereka yang dinamis, mereka juga mempertimbangkan faktor kenyamanan dalam berpakaian saat beraktivitas.
Congratulation, ETU team!
Salaam,
Puput Utami
*source : press release ETU by Restu Anggraini "The Rationalist" concept